Selasa, 30 Desember 2014

Transfer For Payment, Layanan Transfer Antar Bank Yang Semakin Eksis.s


Transfer For Payment menjadi varian produk baru yang merupakan pengembangan dari layanan Transfer Antarbank yang sebelumnya telah eksis. Diyakini, layanan ini akan memenuhi kebutuhan nasabah karena tidak hanya melayani nasabah perbankan, namun juga non perbankan.

Perkembangan transaksi pembayaran elektronis yang terus meningkat saat ini turut dipicu oleh beralihnya perilaku bertransaksi nasabah dari konvensional ke arah elektronis. Edukasi yang dilakukan Bank Indonesia (BI) hingga kalangan perbankan terkait program Less-cash Society perlahan mulai menunjukkan signal positif.


Nasabah terus memanfaatkan berbagai delivery channel, seperti ATM, EDC, Internet Banking dan sebagainya untuk memenuhi kebutuhan transaksi perbankannya. Sementara dari sisi perbankan, perbankan terus melakukan inovasi-inovasi layanan demi menciptakan kemudahan bagi nasabah. Salah satunya adalah fokus pada pengembangan layanan elektronis bagi nasabah.

Selain perbankan, industri non-perbankan pun saat ini turut masuk dan memeriahkan era persaingan transaksi pembayaran elektronis. Sektor barang dan jasa menjadi sasarannya, mengingat di zaman teknologi seperti saat ini di mana kebutuhan barang dan jasa semakin tinggi maka non-perbankan pun turut mengambil kue di industri ini. Tren E-Commerce yang sedang happening saat inilah yang merupakan jawabannya.

Sebagai pelaku di industri sistem pembayaran nasional, Artajasa melihat Industri E-Commerce menjadi pintu masuk dalam upaya melakukan pengembangan layanan khususnya bagi kalangan non-perbankan. Melihat tingginya tren peningkatan transaksi transfer antarbank melalui jaringan ATM Bersama dalam lima tahun terakhir, Artajasa pun meluncurkan layanan Transfer For Payment (TFP) yang akan menjembatani kebutuhan nasabah perbankan maupun non-perbankan dalam melakukan transaksi pembayaran online.

BI sendiri mencatat sepanjang Januari – Juli tahun 2013 saja, untuk layanan transfer antarbank mampu mencapai hampir 150 juta transaksi. Walaupun volumenya belum menyamai transaksi tarik tunai, namun hasil ini menggambarkan bahwa awareness nasabah terus membaik.  


TFP sendiri adalah sebuah mekanisme pembayaran online berbasis virtual account dengan menggunakan fitur transfer antar bank pada jaringan ATM Bersama yang saat ini juga telah terkoneksi dengan jaringan Prima dan ALTO, di mana nasabah dari ketiga jaringan ATM tersebut dapat melakukan pengiriman dana dari rekening bank mereka ke suatu rekening tujuan tertentu (virtual account) dengan memasukkan kode 987 sebagai kode bank tujuan dan sejumlah digit angka yang akan digunakan sebagai kode bayar.

Hadirnya TFP ini pun dilatar belakangi oleh terbatasnya kemampuan bagi biller/merchant skala kecil dan menengah untuk dapat terkoneksi dengan delivey channel pembayaran milik perbankan. Artajasa yang memiliki pengalaman terkoneksi dengan industri perbankan melalui layanan ATM Bersama tentunya mencoba memberikan solusi Transfer For Payment yang efektif dan efisien bagi kalangan non-perbankan seperti biller/merchant.

Sektor ritel tak ayal menjadi salah satu targer pasar layanan ini. Selain itu lembaga keuangan selain bank pun menjadi potensi besar yang dapat dijangkau oleh TFP. Beberapa industri tersebut di antaranya adalah Layanan Publik, Asuransi, Multifinance, Toko Online, Akomodasi & Transportasi dan Lembaga Donasi.

Setelah berjalan selama sembilan bulan di tahun 2014, saat ini sebanyak 16 merchant yang terdiri dari berbagai industri seperti Transportasi, E-Commerce, Game Voucher, Kuliner dan Asuransi, telah bergabung untuk memanfaatkan layanan TFP Artajasa ini. Keseluruhan merchant tersebut kini telah beropreasi. Ke depannya, Artajasa menargetkan pertumbuhan jumlah merchant tiga kali lipat setiap tahunnya.

Secara teknis, untuk dapat mengimplementasikan layanan Transfer for Payment ini, merchant cukup menyiapkan koneksi internet publik yang dapat menghubungkan sistem Artajasa dengan sistem billing merchant tersebut menggunakan API specification. Artajasa juga dapat menyediakan solusi hosting bila Institusi yang ingin bergabung tidak memiliki kemampuan dari sisi infrastruktur dan teknis. Untuk promosi layanan, antara Artajasa dan merchant dapat melakukan joint promo dengan berbagai macam bentuk promosi.

Tidak hanya menjamin transaksi terjadi secara real time dan online di sisi merchant maupun nasabah, keamanan dan kemudahan bertransaksi merupakan kelebihan yang dimiliki layanan TFP ini sehingga sangat dibutuhkan oleh merchant/biller yang menginginkan solusi sistem pembayaran yang handal dan terpercaya, oleh sebab alasan itu pulalah membuat merchant   yang telah bergabung tertarik untuk menggunakan layanan ini.

Dengan menggunakan jaringan transfer antar bank, pelanggan merchant yang memiliki kartu ATM bank berlogo ATM Bersama, Link dan ALTO dapat dengan mudah melakukan transfer dana untuk pembayaran barang / jasa dari merchant. Dengan kemudahan dan kecepatan layanan Transfer for Payment, tak heran bila layanan ini cukup diterima oleh masyarakat. Sosialisasi layanan ini tentu akan terus dilakukan agar jumlah transaksinya terus meningkat.

Salah satu merchant yang telah bergabung dengan layanan ini adalah Garuda Indonesia, yang secara resmi melakukan kerjasama untuk layanan pembayaran tiket online melalui transfer ATM Bersama dengan Artajasa pada tanggal 16 April 2014 lalu. Pelanggan Garuda Indonesia pun kini dapat memanfaatkan berbagai channel pembayaran perbankan untuk melakukan pembayaran tiket Garuda Indonesia secara online.

Mekanisme pembayaran tiket online ini memiliki dua tahap, tahap pertama adalah tahap pemesanan. Pelanggan Garuda dapat memesan tiket di channel yang dimiliki oleh Garuda Indonesia. Kemudian tahap kedua adalah tahap pembayaran melalui delivery channel bank anggota ATM Bersama seperti, mesin ATM, SMS Banking, Internet Banking atau Teller.

Garuda Indonesia menyediakan beberapa channel untuk transaksi secara online yaitu melalui website, Garuda Indonesia Online Sales/GOS (B2T) untuk travel agent dan Corporate Online sales/COS (B2B) untuk pelanggan corporate. Selanjutnya Garuda Indonesia juga akan mengoperasikan channel eRetail (B2C) untuk pelanggan ritel dan Mobile Application Internet. Kerjasama ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi member GOS dan COS untuk melakukan transaksi.

Dengan demikian, kebutuhan masyarakat akan pembayaran yang terintegrasi pun kini semakin mudah sekaligus semakin luas. 

Penulis :  Ririn Aprilia
Sumber : http://nasional.news.viva.co.id, Selasa, 30 Desember 2014

Jumat, 19 Desember 2014

Para Ibu yang Sibuk Dengan Ponsel Hasilkan Anak Yang Kurang Perhatian.


Sebuah studi terbaru menemukan bahwa jika seorang ibu ingin memiliki kedekatan dengan anak-anaknya, maka ia harus menjauhkan perangkat ponsel pintar dan gadget lainnya saat makan bersama sang buah hati. 

Para peneliti menemukan, para ibu yang mudah terdistraksi dengan ponsel saat makan bersama memiliki kedekatan yang buruk dengan anak-anaknya.

Apa alasannya? 
Menurut dr Jenny Radesky, peneliti dan instruktur klinis di Boston University School of Medicine, Amerika Serikat, hubungan dan kedekatan yang seharusnya dibangun antara orang tua dan anak saat makan cenderung berkurang, gara-gara perhatian sang ibu lebih terarah pada ponsel dan gadget. 

Secara umum, tim peneliti yang dipimpin oleh Radesky menemukan bahwa penggunaan ponsel dan perangkat lainnya selama waktu makan berpengaruh terhadap 20 persen berkurangnya interaksi verbal antara orang tua dan anak. Selain itu, kondisi ini juga menyebabkan hilangnya interaksi nonverbal antara orang tua dan anak sebesar 30 persen.

Studi serupa yang baru saja dipublikasikan di jurnal Academic Pediatrics menemukan bahwa para ibu yang frekuensi penggunaan ponselnya sangat tinggi selama waktu makan juga tidak memberikan banyak nasihat dan motivasi kepada anak-anaknya. Mengenai hal ini, para peneliti merasa tidak terkejut. 

"Temuan dalam studi ini menunjukkan apa yang kami lihat adalah sebuah kebenaran. Setiap orang yang berinteraksi dan terhubung dengan perangkat elektronik secara berlebihan akan melupakan hubungan antar manusia pada waktu yang nyata dan sebenarnya," ujar dr Ron Marino, direktur pediatrik di Winthrop-University Hospital, Mineola, New York, Amerika Serikat.

Lebih lanjut, dr Marino menjelaskan, sudah sepatutnya anak-anak merasakan kehadiran orang tuanya, baik secara fisik maupun secara verbal. Ketika perhatian sang ibu terpecah atau malah terfokus pada media dan perangkat elektronik, maka kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa dan sosial akan berkurang atau hilang. 


Penulis : Sakina Rakhma Diah Setiawan
Editor : Syafrina Syaaf
Sumber : Psychology Today, dikutip dari http://female.kompas.com/, Kamis, 18 Desember 2014, 16:52 WIB.

Kamis, 11 Desember 2014

Inilah yang Dihadapi Murid dengan Kurikulum 2013 !


Pengalaman baru dihadapi para murid ketika mulai menjajaki Kurikulum 2013 yang menggantikan Kurikulum 2006. Melalui kurikulum baru itu, murid dituntut untuk lebih aktif di kelas dibandingkan dengan guru. Khusus wilayah Jakarta Selatan, hampir seluruh sekolah telah menerapkan Kurikulum 2013. 

Ada beberapa perbedaan yang dialami oleh murid pada kurikulum baru dengan yang lama. Di antaranya, jam sekolah yang lebih lama dan juga pola belajar dengan metode diskusi. Yudi, Wakil Kepala Sekolah SMK Putra Satria di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, mengakui adanya keluhan dari siswanya mengenai pola baru di Kurikulum 2013. 

"Misalnya buku yang lebih tebal, lalu kok banyak tugasnya di kurikulum ini. Karena setiap kali guru memang harus membuat tugas. (Tapi) keluhan biasa," kata Yudi, saat ditemui di acara workshop mengenai tawuran pelajar, di kantor Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Rabu (10/12/2014). 

Peserta didik, lanjutnya, dituntut untuk lebih aktif. Dalam kurikulum lama, guru lebih banyak berbicara. Kini, murid yang lebih banyak bicara. Menurut Yudi, pola belajar siswanya kini bermodel diskusi dengan membentuk kelompok di kelas. Siswa nanti maju untuk berbicara atau presentasi di depan kelas. Hanya saja, untuk mata pelajaran matematika, pola diskusi menjadi rumit. 

"Murid nanya kalau matematika gimana diskusi Pak? Memang tidak bisa untuk diskusi," ujar Yudi. 

Selain itu, pada kurikulum ini, sebut Yudi, jam belajar siswa menjadi bertambah dua jam. Jam belajar di sekolah, yang sebelumnya berakhir pukul 12.30, menjadi pukul 14.30.

Sementara itu, Sabari, Kepala Sekolah SMK PGRI 14 di Jakarta Selatan mengatakan, kurikulum baru belum berjalan maksimal lantaran perilaku belajar siswa. Di sekolahnya, ia menyatakan minat baca murid-muridnya masih rendah. Padahal, murid dituntut untuk menguasai materi.

"Saya perhatikan kayaknya daya juang yang masih rendah, jadi minat bacanya rendah. Walaupun sudah ada buku. Kalau anak ini daya juang rendah, enggak mikirin. Cuek aja. Jadi cuma cari sertifikat, enggak cari ilmu," ujar Sabari. 

Meski demikian, baik Yudi dan Sabari menyatakan, Kurikulum 2013 amat baik untuk anak. Cara belajarnya membuat murid untuk lebih aktif. 

"Metode bagus, anak memang ditugaskan untuk mencari tahu," kata Yudi. "Ini memang sebenarnya bagus. Sekarang kan bukan guru ceramah. Tapi anak harus diaktifkan," ujar Sabari.

Penulis : Robertus Belarminus
Editor : Hindra Liauw 
Sumber : http://edukasi.kompas.com/, Rabu, 10 Desember 2014,  13:38 WIB.
Dikutip dari : http://pustakadigitalindonesia.blogspot.com/, 10 Desember 2014.

Inilah 10 Hal Fundamental Yang Harus di Revisi Dalam Kurikulum 2013 !


Hasil revisi Kurikulum 2013 kemungkinan akan segera diumumkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayan Anies Baswedan.

Jika revisi hanya mengacu persoalan teknis-implementatif, revisi tak akan berguna, sebab pokok persoalan sesungguhnya lebih pada substansi, bukan isi materi atau implementasi. Inilah yang harus direvisi. Revisi harus menyentuh hal-hal yang fundamental yang selama ini jadi persoalan serius dalam Kurikulum 2013.

Tiga langkah perlu dilakukan:  
  • Pertama, merevisi landasan yuridis pelaksanaan Kurikulum 2013, yaitu Peraturan Pemerintah (PP) No 32 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan yang merevisi PP No 19 Tahun 2005. Revisi PP No 32 Tahun 2014 akan berdampak pada revisi  peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan (permendikbud) yang jadi dasar pelaksanaan Kurikulum Pendidikan.
  • Kedua, revisi atas PP No 32 Tahun 2014 akan berdampak pada revisi atas beberapa landasan konseptual filosofis pedagogis Kurikulum 2013 yang selama ini dianggap bermasalah, seperti konsep Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Silabus, tematik integratif, desain buku ajar, dan sistem evaluasi dan penilaian.
  • Ketiga, revisi pendekatan praktis dalam metode pelatihan guru terkait substansi, isi, dan keterampilan yang dibutuhkan.

Fokus revisi

Ada 10 fokus revisi yang harus dilakukan tim revisi bentukan Anies. Tanpa menyentuh 10 hal fundamental ini, revisi tak akan bermakna karena hanya akan melanjutkan sebuah implementasi kurikulum yang dasar pijakannya sudah keliru sejak awal. 

  • Pertama, revisi konsep Kompetensi Inti. 
Kompetensi Inti dipahami sebagai ”tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik”.

Kompetensi Inti yang dipahami sekadar menjadi sikap spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan sangatlah meredusir kekayaan, hakikat, dan proses belajar itu sendiri. Apalagi jika kompetensi spiritual hanya dipahami sebagai ”menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya”, yang berlaku sama untuk seluruh jenjang dari tingkat dasar sampai menengah,  sedangkan sikap hanya mengacu pada perilaku tertentu yang sifatnya sangat terbatas. Kurikulum 2013 telah memasukkan sebuah konsep dasar yang meredusir kekayaan kompleksitas proses belajar yang sesungguhnya.

Inilah yang perlu direvisi. Revisi terutama justru mengembalikan hakikat proses belajar yang melampaui sekadar pengembangan sikap spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi Inti harus didesain secara utuh dan komprehensif, tak parsial dengan membagi-baginya menjadi komponen-komponen yang akan diselaraskan dalam proses belajar.

  • Kedua, pengarusutamaan pada spiritualisme. 
Kurikulum 2013, dengan memagari proses pembelajaran pada kompetensi inti, terutama pada sikap spiritual, telah menghasilkan spiritualisasi proses pembelajaran. Proses belajar diarahkan semuanya pada praksis “penghayatan dan pengamalan agama yang dianut siswa”. 

Ini sebuah pendekatan kurikulum yang sangat absurd, memiskinkan kekayaan pengalaman belajar, dan mendiskriminasi siswa yang agamanya tidak resmi diakui oleh pemerintah. Akibatnya, muncul definisi Kompetensi Dasar (KD) yang tak masuk akal, aneh-aneh, dan lucu.

Pada pelajaran Matematika kelas X, misalnya, definisi kompetensi inti dan dasar ternyata sama, yaitu menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Ini pelajaran matematika atau pelajaran agama? Pendekatan spiritualis seperti inilah yang harus direvisi menjadi pendekatan pembelajaran yang lebih rasional, mengedepankan akal budi dan nilai-nilai universal yang bisa dipelajari semua orang.

  • Ketiga, pendidikan agama dan budi pekerti. 
Kurikulum 2013 telah memperkenalkan sebuah konsep yang sangat keliru tentang kaitan antara pendidikan agama dan budi pekerti. Ketatnya jumlah jam belajar telah memaksa pemerintah menggabungkan pendidikan agama dengan budi pekerti. Pemerintah salah memahami seolah-olah agama-agama mengajarkan pendidikan budi pekerti yang berbeda.

Padahal, agama memiliki domain ajaran yang berbeda dengan pendidikan budi pekerti. Pelajaran agama bersifat eksklusif, dogmatis, ritual, sedangkan pendidikan budi pekerti bersifat inklusif, terbuka, dan mengacu pada praksis kehidupan bersama secara bijak, adil, saling menghormati.

Apabila pendidikan agama masuk ranah kepercayaan yang sifatnya sangat subyektif, pendidikan budi pekerti berada pada ranah moral yang memiliki kodifikasi nilai universal, berupa nilai-nilai moral kemanusiaan. Mengintegrasikan pendidikan budi pekerti pada pendidikan agama jelas akan kian menyegregasi anak-anak Indonesia berdasarkan kelompok agama dan ini akan mereduksi pengalaman mereka akan keragaman dan kebersamaan.

  • Keempat, revisi silabus. 
Silabus bagian tak terpisahkan dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Silabus harus direvisi karena telah terjadi logika terbalik. Kurikulum 2013 ternyata membuat silabus berdasarkan buku yang sudah dicetak, menyesuaikan dan menambahkan apa yang kurang. 

Permendibud No 57 Tahun 2014 menjelaskan adanya tiga pola format silabus: 
  1. KD diberi keterangan:  KD buku, KD silabus, KD buku dan silabus, KD buku tetapi tidak sesuai permendikbud. 
  2. KD diberi keterangan: ada di buku, tidak ada di buku. 
  3. KD Dasar tanpa keterangan. Keterangan ini mengindikasikan bahwa silabus dibuat berdasarkan buku, dan bukan buku berdasarkan silabus. 
Logika terbalik ini membuat kualitas buku kurikulum dipertanyakan.

  • Kelima, pendekatan tematik integratif berubah menjadi materi pelajaran. 
Kurikulum 2013 untuk sekolah dasar mengubah seluruh proses pembelajaran dalam format tematik integratifTematik integratif sesungguhnya sebuah metode belajarbukan mata pelajaran. 

Fokus pembelajaran semestinya tetap pada pengembangan dasar-dasar ilmu pengetahuan. Fokus ini menjadi hilang dan siswa lebih gemar mempelajari tema. Akibatnya, siswa hanya akan menghafalkan fragmen-fragmen tematis pembelajaran, tanpa mampu mengintegrasikan kaitan antara ilmu yang satu dan yang lain. Situasi ini diperparah dengan tidak adanya peta kompetensi dalam silabus.

  • Keenam, peta kompetensi dasar. 
Silabus dalam Kurikulum 2013 tidak menyertakan peta kompetensi dasar. Yang ada dalam buku kurikulum hanyalah jaringan kompetensi dasar. Akibatnya, beberapa kompetensi diajarkan berulang-ulang dalam tema-tema yang lain, sedangkan kompetensi yang lain sama sekali tidak dibahas. Ini dapat dimaklumi karena pada saat pembuat buku ajar mendesain buku, mereka tidak dilengkapi dengan silabus sehingga kompetensi yang dibuat hanya perkiraan penulis buku saja.

Tanpa adanya peta kompetensi, kita tak dapat mengetahui sejauh mana proses belajar siswa, dan apakah seluruh kompetensi keilmuan yang dibutuhkan telah terliput dalam keseluruhan tema pembelajaran. Akibat fatal dari absennya peta kompetensi ini adalah rangka-bangun keilmuan siswa sekolah dasar sangat rapuh.

  • Ketujuh, indikator pembelajaran. 
Tim revisi kurikulum harus merevisi silabus dengan menyertakan indikator pembelajaran. Tanpa adanya indikator pembelajaran yang lebih detail, proses pembelajaran tidak dapat dinilai dan dievaluasi

Kompetensi dasar yang ada saat ini masih terlalu umum, bahkan kompetensi dasar untuk Matematika kelas X untuk sikap spiritual sama dengan kompetensi dasar. Tanpa adanya indikator pembelajaran, seluruh proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013 tidak dapat dievaluasi.

  • Kedelapan, model evaluasi dan penilaian. 
Tim revisi kurikulum harus merevisi model evaluasi pembelajaran baik secara mikro maupun makro. Penilaian yang bersifat mikro adalah evaluasi proses pembelajaran dalam kelas, dan yang makro adalah keseluruhan sistem evaluasi pendidikan nasional. Penilaian kompetensi sikap sangat bermasalah dan tidak realistis karena guru hanya akan disibukkan mengamati siswa agar dapat mengisi kolom penilaian.

Adapun secara makro, spirit pembelajaran dalam Kurikulum 2013 mewajibkan pemerintah menghapus sistem ujian nasional karena bertentangan dengan roh dalam Kurikulum 2013. Tetap mempertahankan ujian nasional merupakan sikap inkonsisten dan keengganan dalam merevolusi mental.

  • Kesembilan, model pelatihan guru harus diubah. 
Guru perlu dilatih untuk memiliki kekayaan dalam berbagai macam strategi dan pendekatan belajar, serta pendekatan dalam proses penilaian, melalui rubrik, portofolio, proyek, dan lain-lain. Fokus pada micro teaching, bukan pada paparan presentasi power point seperti terjadi selama ini.

  • Kesepuluh, desain buku pelajaran. 
Buku-buku pelajaran yang sudah dicetak harus dinyatakan sebagai salah satu referensi sumber pembelajaran saja karena kualitas buku Kurikulum 2013 dipertanyakan dari segi isi dan substansinya

Pemerintah perlu mendesain buku pelajaran dengan lebih baik dan menyertakan akademisi lintas ilmu agar dapat mendesain buku pelajaran yang baik dan bermanfaat, bukan menyerahkan kepada para penulis buku amatiran yang sekadar punya pengalaman mengajar.


Sepuluh hal fundamental di atas haruslah jadi fokus perhatian bagi tim revisi Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 bermasalah bukan karena persoalan teknis, seperti pembagian dan cetak buku, melainkan secara substansial dan fundamental bermasalah. 

Jika sepuluh hal di atas tidak masuk dalam kajian dan hasil yang akan dilaporkan oleh tim revisi Kurikulum 2013, saya tidak melihat kesungguhan pemerintah dalam merevisi Kurikulum 2013. Ini berarti membiarkan masa depan anak Indonesia dalam sebuah proses pendidikan yang salah kaprah berkepanjangan.

Penulis : Doni Koesoema A
Alumnus Curriculum and Instruction Faculty, Boston College Lynch School of Education, Boston, AS
Sumber : http://edukasi.kompas.com/, Senin, 8 Desember 2014, 20:47 WIB.
Dikutip dari : http://pustakadigitalindonesia.blogspot.com/, 9 Desember 2014.

Kurikulum 2013 Ciptakan Pelajar yang "Sok Tahu"


Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Lasro Marbun menganggap Kurikulum 2013 telah menciptakan banyak pelajar yang "sok tahu". Hal itu mengacu pada peraturan yang mengharuskan pelajar untuk menguasai banyak materi pelajaran, tetapi tak menguasainya secara utuh.

Menurut Lasro, keharusan untuk mempelajari materi pelajaran yang banyak membuat pelajar menjadi tidak fokus. Akibatnya, kata dia, tak ada satu pun bidang mata pelajaran yang benar-benar dikuasai secara mendalam.


"(Kurikulum 2013) terlalu banyak mata pelajaran yang bikin pelajar tidak fokus. Kurikulum 2013 itu bikin pelajar banyak tahu, tapi sedikit-sedikit. Indonesia itu butuh yang sedikit tahu, tapi tuntas. Jangan banyak tahu tapi separuh-separuh, jadinya sok tahu," kata Lasro, di Balaikota Jakarta, Senin (8/12/2014).

Lasro kemudian mengambil contoh mengenai pelajar yang mengambil jurusan IPA. Menurut Lasro, seorang pelajar yang mengambil jurusan IPA tentu sudah sangat disibukkan dengan mata pelajaran yang ada di jurusannya. Ini menyebabkan pelajar itu tidak akan sempat untuk mempelajari mata pelajaran dari jurusan lain, dalam hal ini IPS.

Lasro menilai, boleh-boleh saja apabila pelajar yang mengambil jurusan IPA mempelajari mata pelajaran IPS. Namun, menurut dia, porsinya harus terbatas, dan tidak menyeluruh terhadap seluruh isi mata pelajaran.


"Orang IPA kok belajar IPS? Boleh-boleh saja kalau belajar nilai-nilainya. Supaya dia nanti jadi ilmuwan yang tidak membuat biovirus. Karena itu, dia harus punya integritas. Tapi bukan dengan belajar bidang yang lain," ujarnya.

Seperti diberitakan, Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan memutuskan untuk menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 di seluruh Indonesia. Kurikulum 2013 selanjutnya diperbaiki dan dikembangkan melalui sekolah-sekolah yang sejak Juli 2013 telah menerapkannya.

"Proses penyempurnaan Kurikulum 2013 tidak berhenti, akan diperbaiki dan dikembangkan, serta dilaksanakan di sekolah-sekolah percontohan yang selama ini telah menggunakan Kurikulum 2013 selama tiga semester terakhir," kata Anies di kantornya di Jakarta, Jumat (5/12/2014).

Penulis : Alsadad Rudi
Editor : Bayu Galih
Sumber : http://edukasi.kompas.com/, Senin, 8 Desember 2014, 15:06 WIB.
Dikutip dari : http://pustakadigitalindonesia.blogspot.com/, 9 Desember 2014.

Ini Keluhan Guru terhadap Kurikulum 2013...


Kurikulum 2013 dinilai memberi kesan tak baik bagi para guru di Indonesia. Tak sedikit guru yang mendukung putusan penghentian kurikulum yang disingkat K13 itu oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Jumat (5/12/2014). 

Ketua Serikat Guru Indonesia Kota Purbalingga, Gunawan, mengatakan, para guru masih kebingungan meski telah mendapatkan pelatihan K13. Sebab, kata dia, proses pelatihan itu hanya berbentuk forum seminar. 

"Si instruktur hanya bermodalkan satu buah flashdisk yang berisi powerpoint, kemudian kami para guru disuruh buat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sendiri dan terus dipresentasikan secara sampel," ujar Gunawan dalam diskusi "Hentikan Kurikulum 2013 dan UN sebagai Penentu Kelulusan" di kantor LBH Jakarta, Minggu (7/12/2014). 

Tak hanya itu, Gunawan juga mengungkapkan, materi tingkat sekolah dasar dinilai terlalu tinggi. Menurut Gunawan, materi itu berat untuk tingkat SD. Bila dibandingkan dengan sistem kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), materi kelas VI justru dilaksanakan di kelas IV dan V. 

Terkait pelatihan guru, Ketua SGI Kabupaten Bima, Fahmi Hatib, mengatakan, seharusnya dilakukan selama 5 (lima)  hari. Namun, pada kenyataannya, hal tersebut hanya dilakukan selama 5 (tiga) hari. Pelatihan dianggap tidak cukup untuk mengubah pola pikir guru dalam proses pembelajaran. 

"Bahkan saat pelatihan, si instruktur memberikan arah pembocoran kunci jawaban untuk post test agar tergambar bahwa pelatihannya berhasil. Ini kan pembohongan publik," ungkap Fahmi. 

Ada juga pelatih guru, Itje Chodidjah, yang menyatakan bahwa pelatihan guru seharusnya dilakukan secara sistematis, terstruktur, dan berkelanjutan. Hal itu pun harus disesuaikan dengan kebutuhan guru itu sendiri. 

Masalah buku juga diungkapkan menjadi persoalan teknis lain atas keberhasilan pembelajaran suatu kurikulum pengajaran di Indonesia. Pasalnya, masih banyak sekolah yang menerima buku pelajaran siswa tak sesuai dengan jadwalnya. 

"Di Jambi, buku SMK baru diterima pada 1 Desember 2014, sedangkan ujian akhir semester (UAS) selesai 4 Desember 2014, padahal buku K13 disusun per semester," ungkap Ketua SGI kota Jambi, Aswin.

Penulis : Adysta Pravitra Restu
Editor : Hindra Liauw
Sumber : http://edukasi.kompas.com/, Minggu, 7 Desember 2014, 17:08 WIB.
Dikutip dari : http://pustakadigitalindonesia.blogspot.com/, 9 Desember 2014.

Selasa, 25 November 2014

Sejarah Panjang Hari Guru Nasional : 25 Nopember.


25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Hal itu ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994.

Namun, ada sejarah panjang hingga akhirnya 25 November terpilih sebagai Hari Guru Nasional. Selain Hari Guru Nasional, 25 November 1945 juga ditetapkan sebagai hari lahir Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

PGRI diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) pada 1912. Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan pemilik sekolah. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua. Sejalan dengan keadaan itu, maka selain PGHB berkembang pula organisasi guru bercorak keagamaan, kebangsaan, dan sebagainya.

Dua dekade berselang, nama PGHB diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.

Kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan yang sejak lama tumbuh mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi dengan pihak Belanda. Hasilnya antara lain adalah Kepala HIS yang dulu selalu dijabat orang Belanda, satu per satu pindah ke tangan orang Indonesia.

Semangat perjuangan ini makin berkobar dan memuncak pada kesadaran dan cita-cita kesadaran. Perjuangan guru tidak lagi perjuangan perbaikan nasib, tidak lagi perjuangan kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak “merdeka.”

Sayang, pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang dan sekolah ditutup sehingga PGI tidak dapat lagi melakukan aktivitas. Namun, semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjadi dasar PGI untuk menggelar Kongres Guru Indonesia pada 24–25 November 1945 di Surakarta.

Melalaui kongres ini, segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku, sepakat dihapuskan. Mereka adalah guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk.

Di dalam kongres inilah, tepatnya pada 25 November 1945, PGRI didirikan. Maka, sebagai penghormatan kepada para guru, pemerintah menetapkan hari lahir PGRI tersebut sebagai Hari Guru Nasional dan diperingati setiap tahun.


Penulis : Margaret Puspitarini
Sumber : news.okezone.com, Selasa, 25 November 2014 - 00:05 wib 

Jumat, 14 November 2014

Rumah dan Sekolah: Ladang Subur Menyemai Bibit Wirausaha !

“It’s easier to build  strong children than to repair broken men”
Federick Douglass

Tahun 2013 ini, diproyeksikan sebagai tahun para usahawan oleh Bandung Entreprenuer Forum; demikian yang dilansir oleh situs Harian Seputar Indonesia pada Selasa 26 Februari 2013 lalu. Dalam warta tersebut tersirat suatu optimisme yang kuat akan masa depan wirausaha yang lebih baik serta dapat merangkul lebih banyak anggota masyarakat untuk menjadi usahawan-usahawan handal dari tahun ke tahun, khusunya pada usia produktif, dan lebih khusus lagi pada usia muda.

Sebagai sebuah gerakan, segala yang dilakukan oleh banyak organisasi-organisasi wirausaha semacam Bandung Entrepreneur Forum, dalam membangun kesadaran berwirausaha bagi masyarakat Indonesia secara luas sangatlah konstruktif dan mencerahkan. Namun, kebanyakan darinya terjebak dalam pola gerak yang cenderung latah dan instan. Sehingga mencetak out put yang kurang berkarakter. Dan akhirnya, yang muncul di permukaan hanyalah sekedar euforia tren sebuah zaman.

Kondisi semacam ini tidaklah mengherankan, karena pada awal kebangkitannya di Indonesia, kewirausahaan atau entrepreunership adalah sebuah aufklarung yang hembusannya berasal dari negara lain, walaupun sejatinya sejarah mencatat bangsa Indonesia sebagai sebuah bangsa yang sebagian besar kehidupannya ditopang oleh kegiatan entrepreuneur sejak zaman kerajaan. Heriyanti Ongkodharma Untoro dalam bukunya (Kapitalisme Pribumi Awal, Kesultanan Banten 1522-1684, Kajian Arkeolegi Ekonomi) mengungkapakan bahwa Kesultana Banten merupakan pengekspor lada terbaik dan terbesar dunia. Dan, secara umum kita mengetahui bahwa kedatangan para penjajah adalah karena harumnya rempah-rempah (komoditas) bumi nusantara.

Karena dianggap sebagai produk pemikiran dan bagian dari budaya barat, sedang Indonesia kerap mengiblatkan diri padanya, maka entrepreunership menjadi tren yang patut diikuti. Sayangnya, pemahaman atas makna entrepreneuship tersebut entah bagaimana menyempit pada ruang lingkup trading saja, atau hanya sebagai sebuah profesi (wirausahawan) saja. Lebih dari itu, entrepreneur merupakan suatu bentuk gaya hidup yang terefleksi pada karakter dan watak, bukan sekedar karier atau pekerjaan.

Geoffrey G. Meredith et al dalam bukunya (Kewirausahaan Teori dan Praktek),  memberikan definisi entrepreneur sebagai: orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Ia pun memaparkan bahwa para wirausaha (entrepreneur) adalah mereka yang selalu berorientasi pada tugas dan hasil dan bermotivasi tinggi yang juga berani mengambil resiko dalam tujuannya. Lebih jelas lagi, Goeffrey G. Meredith memberikan ciri-ciri mereka yang berjiwa wirausaha; yaitu: memiliki percaya diri, berjiwa kepemimpinan, memiliki orisinalitas (inovatif dan kreatif) dan, berorientasi pada masa depan.

Bersandar pada pemahaman makna entrepreneur tersebut, mencetak wirausaha-wirausaha yang handal dan benar-benar berjiwa wirausaha nampaknya bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan dengan kilat, sebagaimana manusia diajari untuk mampu berjalan dengan baik dan benar. Tidak sekonyong-konyong dapat menggerakkan kakinya begitu saja dan berjalan atau berlari. Mencetak seorang wirausaha adalah mencetak seorang pribadi dengan kualifikasi karakter tertentu, diluar dan bersamaan dengan keunikan dan potensinya sebagai pribadi. Ini adalah sebuah proses yang bertahap dan berkesinambungan, layaknya suatu proses pendidikan karakter, harus dimulai sejak dini.

Kegiatan pendidikan wirausaha  sejak dini ini seyogyanya diawali dari rumah, karena rumah adalah kelas pertama yang dikenal oleh manusia (anak) sejak ia lahir dan belajar membuka mata serta membunyikan pita suaranya. Selanjutnya, setelah usianya mencukupi untuk bersekolah, maka sekolah ikut pula berperan dalam pengembangan kepribadian dan kecakapannya kemudian.


Rumah


Seorang wirausaha yang sukses dapat dipastikan memiliki mental tahan banting, tidak mudah menyerah dan mampu mengelola stres dengan baik. Sikap mental ini biasanya kita sebut dengan optimis. Maka, seorang wirausaha sukses adalah ia yang selalu optimis.

Femi Olivia dan Lita Ariani, S.Sp dalam bukunya (Inner Healing @School) menuliskan bahwa ada beberapa bahan baku utama dalam membentuk manusia yang dapat mengelola stres dengan baik dan tahan banting (optimis), yaitu: 1) sehat fisik dan mental; 2) Pola asuh dan; 3) lingkungan yang kondusif.

Menilik pada tulisan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa salah satu hal yang harus diperhatikan dalam proses membentuk seorang wirausaha adalah pola asuh. Pola asuh ini sangatlah erat kaitannya dengan rumah, dengan keluarga, khususnya orang tua.

Orang tua atau keluarga sebagai orang-orang pertama yang bersentuhan secara langsung dengan individu-individu baru (anak-anak) adalah orang-orang yang memberi pengaruh pertama, setidaknya kesan pertama, baik banyak ataupun sedikit; dimana pengaruh atau kesan tersebut akan membekas dalam memori yang dapat memengaruhi perkembangan individu tersebut dalam jangka panjang. Oleh karenanya, keluarga di rumah memiliki urgensitas tinggi terhadap pembentukan karakter seorang anak, dalam hal ini membentuk jiwa wirausahanya.

Secara umum, orang tua memiliki ekspektasi yang besar terhadap anak-anaknya untuk menjadi pribadi yang unggul. Maka, dapat dipastikan setiap orang tua menginginkan anak-anak tersebut dapat berproses menjadi seseorang yang berjiwa wirausaha yang selalu optimis, karena orang tua juga menyadari bahwa tantangan masa depan akan semakin besar sehingga sikap optimis tersebut sangat penting dimiliki oleh anak.

Mendidik anak menjadi wirausaha bukan hanya bermakna mendidik anak menjadi pedagang. Lebih dari itu, mendidik anak menjadi wirausaha adalah mendidik ia menjadi pribadi yang unggul dengan karakter-karakter yang memang semestinya dimiliki oleh seorang manusia yang hidupnya berkualitas.


Sekolah


UU No.20 Tahun 2003 pada Bab IV Pasal 6 menyebutkan: “Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar”. Sementara itu, pada Bab VI Pasal 17 tercantum: “Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.” Dan Bab IV Pasal 7 berbunyi:” Orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya.”

Berdasar pada undang-undang tersebut, maka penyelenggara pendidikan (sekolah) juga ikut andil dalam mencetak seorang wirausaha, karena sebagian waktu anak dihabiskan di sekolah. Selain itu, sekolah dapat menjadi wahana yang potensial untuk pengembangan diri, dalam hal ini pembentukkan karakter wirausaha, karena di sanalah seseorang dididik secara formal untuk menjadi lebih baik, untuk mempersiapkan masa depannya dengan beragam ilmu dan keterampilan.

Namun sangat disayangkan, sekolah yang seharusnya dapat berperan besar terhadap pembentukan karakter wirausaha belum dilengkapi dengan kurikulum yang menunjang. Secara umum, entrepreneurship belum berkembang dalam sistem pendidikan di Indonesia. Urgensitas pendidikan karakter wirausaha sejak dini belum begitu dianggap, sehingga hampir absen sama sekali dalam perangkat kurikulum pendidikan nasional. Jika pun ada pada jenjang pendidikan menengah, yaitu pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK); orientasinya belum jelas. Sebab, pada akhirnya SMK lebih banyak meluluskan buruh (lulusan siap kerja) saja. Pendidikan kewirausahaan pada SMK pun belum menyentuh pada pendidikan karakter. Alhasil, pencetakkan wirausahawan muda pada fase ini mengalami stagnasi, bahkan mati.

Rumah dan sekolah seyogyanya dapat menjadi ladang yang subur untuk menyemai bibit-bibit wirausaha yang unggul. Sebab, pendidikan wirausaha adalah pendidikan karakter yang seharusnya dimulai sejak dini. Jiwa kepemimpinan, kemandirian, disiplin, optimis, inovatif bukanlah sebuah proses yang singkat. Orang dengan jiwa-jiwa kewirausahaan semacam ini diharapkan dapat menjawab setiap tantangan zaman yang kian waktu kian dahsyat. Dan, membentuk jiwa suatu individu tentulah lebih mudah dilakukan pada masa ia mulai tumbuh, dibandingkan ketika ia telah mendapati bentuknya. Memang bukan hal yang mustahil untuk mendidik siapapun, kapan pun. Hanya saja, prosesnya akan lebih sulit dan hasilnya tidak akan maksimal. Sebagaimana yang dikatakan oleh Federick Douglass.

Sumber : http://saadatunnisafaisol.wordpress.com/.

Senin, 10 November 2014

Saatnya Kita Merenung Kembali Arti Kepahlawanan.

NOAH - HERO (Official Video)

Hari ini tanggal 10 Nopember 2014 kita memperingati "Hari Pahlawan", gema kepahlawanan bergaung di seluruh pelosok Indonesia. Kita mengenang jasa mereka yang telah gugur demi kemerdekaan kita dari derita penjajahan. 

Adalah sebuah keprihatinan bagi kita para generasi tua, untuk para generasi muda yang merasa "mereka "belum merdeka". Ya mereka memang belum pernah merasakan bagaimana sengsaranya orang yang "terjajah". Mereka merasa belum merdeka karena adanya pemahaman: Merdeka adalah kebebasan melakukan tindakan yang mereka sukai tanpa larangan, baik dari undang-undang, peraturan adat, kebiasaan disiplin dikeluarga, dan lain-lain. Kemerdekaan adalah kebebasan melakukan aktivitas kehidupan dengan tetap memperhatikan hak dan kewajiban sebagai warga negara, warga masyarakat dalam kerangka dan batasan bertanggungjawab.

Kita sering melihat anaik-anak muda merasa terjajah oleh perasaan "galau" oleh sebab-sebab yang sepele. Dan bagi mereka rasa galau bisa serasa kiamat bagi kehidupan mereka. 

Saatnya kita bangkit, kita berdiri dan memandang masa depan kita ":
  1. Bagi pahlawan kita berdoa semoga arwah mereka diterima disisi Tuhan dan diberikan penghargaan yang layak sesuai amal dan jasanya, 
  2. Bagi pahlawan yang masih hidup kita berikan penghargaan dengan penghormatan atas pengabdiannya terhadap pendirian dan perintisan pembangunan Indonesia.
  3. Bagi anda dan saya jadilah pahlawan masa kini yang menebar kebaikan terhadap sesama melalui karya dan usaha kita dalam memajukan dan mengharumkan nama bangsa.


Terlepas dari semuanya itu hidupkan semangat kepahlawanan sesuai jaman masa kini, dimana kepahlawanan adalah berbuat kebaikan bagi mereka yang membutuhkan. dan perlu kita pahami oleh mereka yang kita bantu kita bisa juga disebut "PAHLAWAN".

Rabu, 29 Oktober 2014

Inilah Profil Susi Pudjiastuti, Srikandi Dalam Menteri Kabinet Kerja Joko Widodo.


Pakar Komunikasi politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Dr Antar Venus menyebutkan figur Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sebagai sosok "problem solving" di bidangnya sehingga memiliki kapasitas untuk menjadi motor penggali potensi kelautan dan perikanan Indonesia.

"Sosok Susi Pudjiastuti bukan orang baru dalam pengembangan potensi kelautan dan perikanan, berasal dari daerah nelayan Pangandaran ia tahu betul potensi kelautan. Seperti beberapa menteri dari kalangan profesional lainnya dia problem solving," kata Antar Venus ketika dihubungi Antara dari Bandung, Minggu (26/10).

Perempuan asal Pangandaran, Jawa Barat, ini menggantikan posisi Sharif Cicip Sutarjo pada Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 2009-2014.

Menurut Antar Venus, Susi merupakan sosok pelaku usaha sektor kelautan dan perikanan serta pengusaha penerbangan perintis, di sejumlah daerah di Indonesia khususnya di Indonesia Timur.

Selain itu, menurut dia, sosok wanita kelahiran Pangandaran, 15 Januari 1965 tersebut memiliki komitmen kuat dalam pengembangan kelautan dan perikanan. Ia juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan hidup.

Dalam beberapa kiatnya, sosok Susi merupakan sosok yang memiliki komitmen kepada perubahan sehingga bisa memberi warna bahkan terobosan di kementerian yang dipimpinnya itu.

Harapan yang sama juga disampaikan oleh tokoh Jabar dan Ketua DPW Partai Nasdem Jabar, Eka Santosa yang menyebutkan sosok Susi Pudjiastuti merupakan sosok yang memiliki komitmen kuat terhadap sektor kelautan dan perikanan.

"Ia berkiprah mengembangkan sektor perikanan dan kelautan dari Pangandaran ke tingkat nasional. Saya kenal ia sosok yang punya komitmen," kata Eka Santosa.

Sebelumnya pada Kamis, (23/10), Susi dipanggil Presiden Joko Widodo ke Istana Negara, tetapi saat itu Susi tidak memberikan alasan yang jelas atas pemanggilan dirinya tersebut. 

Susi Pudjiastuti yang bersuamikan Christian von Strombeck, seorang pria berkewarganegaraan Jerman, sebelumnya sudah malang melintang di dunia wirausaha, namun belum sekalipun terlibat dalam kegiatan politik.

Dia sempat menjabat "Board of Directors" HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) bidang hubungan dalam negeri dan Ketua Komisi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN).


"Kalau saya disuruh berubah, 
seperti birokrat, seperti ibu-ibu manis yang feminis, ya enggak bisa"
Susi Pudjiastuti

Perlu diketahui Susi Pudjiastuti adalah pengusaha pemilik dan Presdir PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau penerbangan Susi Air dari Jawa Barat. Hingga awal tahun 2012, Susi Air mengoperasikan 50 pesawat dengan berbagai tipe seperti 32 Cessna Grand Caravan, 9 Pilatus PC-6 Porter dan 3 Piaggio P180 Avanti. Susi Air mempekerjakan 180 pilot, dengan 175 di antaranya merupakan pilot asing. Tahun 2012 Susi Air menerima pendapatan Rp300 miliar dan melayani 200 penerbangan perintis.


Kisah Rintisan Usaha Susi Pudjiastuti.


Jauh sebelum dikenal publik sebagai menteri, Susi Pudjiastuti sudah cukup dikenal di kalangan pengusaha UKM. Dia sering diundang untuk memberikan sharing, berbagi pengalaman sukses mengembangkan bisnis, antara lain, dihadapan komunitas bisnis Tangan Di Atas (TDA).

Ayah dan ibunya Susi Pudjiastuti yaitu Haji Ahmad Karlan dan Hajjah Suwuh Lasminah berasal dari Jawa Tengah yang sudah lima generasi lahir dan hidup di Pangandaran. Keluarganya adalah saudagar sapi dan kerbau, yang membawa ratusan ternak dari Jawa Tengah untuk diperdagangkan di Jawa Barat. Kakek buyutnya Haji Ireng dikenal sebagai tuan tanah. Susi hanya memiliki ijazah SMP. Setamat SMP ia sempat melanjutkan pendidikan ke SMA. Namun, di kelas II SMAN Yogyakarta dia berhenti sekolah.

Susi Pudjiastuti  memutuskan untuk berhenti sekolah pada kelas 2 SMA di Jogyakarta. Tentu saja keputusan itu ditentang orang tuanya. "Gara-gara berhenti sekolah, bapak saya sempat satu tahun tidak ngomong dengan saya. Walaupun tinggal satu rumah," ujar Susi yang menguasai bahasa Inggris dengan baik. Mengolah dan memasarkan hasil laut sudah menjadi santapan sehari-hari Susi sejak drop out dari sekolah kelas II SMA. Saat itu, berbekal ijazah SMP, Susi tetap ingin hidup mandiri tanpa nebeng orangtua.

Susi memulai bisnisnya dengan berdagang bed cover keliling di Pangandaran dengan modal Rp 750.000 dan kini pengusaha tangguh ini telah menikmati kesuksesannya lewat kerajaan bisnis perikanan dan penerbangan yang diperkirakan telah mencapai omset puluhan juta dollar AS. Kerja keras pun dilakoni Susi."Awalnya coba-coba jual baju tapi gak laku-laku, terus jualan bed cover, pernah juga jual cengkeh. Tiap hari, keliling naik motor keliling dagangan tapi tetep aja ekonomi seret," kenangnya.

Susi beruntung tinggal di lingkungan keluarga yang sangat demokratis. Bahkan sejak kecil, dia dibebaskan untuk membaca buku-buku tentang apa saja, mulai dari buku-buku tentang tokoh-tokoh terkenal, demokrasi hingga filsafat. "Semua bacaan itu membuka wawasan saya," ujar Susi. Tidak heran, bila sejak remaja Susi terbiasa untuk bersikap independen; mandiri; bertanggungjawab serta bekerja keras. Sikap-sikap positif itulah yang membantunya dalam mengembangkan bisnisnya di bidang perikanan dan penerbangan. Nyatanya, Susi tidak pernah takut untuk memulai bisnis baru dan tidak pernah patah semangat bila menghadapi kegagalan serta selalu memperbaiki diri untuk mencapai kesuksesan.

Hingga, dia menyadari bahwa potensi Pangandaran adalah di bidang perikanan. Sebab setiap hari dia melihat ratusan nelayan membawa ikan ke pantai. Karena tidak memiliki uang, dia terpaksa menjual kalung serta cincin miliknya seharga Rp 750 ribu untuk modal membeli ikan.


"Hari pertama aku jualan 1 kilo ikan, dibeli restoran milik teman. Dari situ modalnya kuputar sampai sekarang," ungkapnya. Dari hanya menjual 1 kilogram, dagangan Susi terus bertambah menjadi 1 truk lobster karena harus memenuhi permintaan restoran-restoran di Jakarta. Dari mulai menyewa truk sampai akhirnya memiliki truk sendiri. Setiap hari Susi berangkat pukul tiga sore dari Pangandaran dan sampai di Jakarta tengah malam."Turunkan dagangan terus langsung balik ke Pangandaran. Kadang saya yang nyopir kalau sopir truknya ngantuk," kenangnya.

Susi Pudjiastuti

Wanita pengagum tokoh Semar dalam dunia pewayangan itu menyatakan sudah tiga kali menikah. Suaminya yang terakhir, Christian von Strombeck merupakan seorang mekanik pesawat asal Perancis. Dari pria itu Susi mendapat ide untuk menggunakan pesawat untuk mengirim lobster ke Jakarta."Kalau pakai truk biasanya separo lobster mati, tapi sejak pakai pesawat bisa hidup semua. Harga lebih tinggi karena fresh," tandasnya.

Kalau bicara soal ekspor perikanan berarti Susi harus mengupayakan agar dia dapat menjual ikan-ikannya dalam keadaan hidup; segar. Bayangkan, udang lobster kalau dalam keadaan hidup bisa dijual Rp 400 ribu/kg; tapi kalau dalam keadaan mati hanya Rp 100.000/kg.

"Tapi tantangannya berat. Yakni, bagaimana mengupayakan agar udang itu bisa sampai ke tangan pembeli dalam waktu 24 jam sejak penangkapan. Sedangkan infrastrukturnya di Indonesia masih belum memadai. Dari Pangadaran ke Jakarta saja menghabiskan waktu sekitar 12 jam. Dalam perjalanan itu, 10 sampai 25 persen udangnya mati. Kalau mati harga udangnya menjadi murah. Kalau udang mati, busuk, malah tidak bisa dijual. Di sinilah perlu terobosan," ujar Susi.

Menurut Susi, terobosan yang dimaksud dia harus punya pesawat sendiri. Pesawat kecil yang bisa landing di bandara lapangan rumput dan bisa menjemput ke tempat-tempat nelayan sehingga bisa mengurangi angka kematian udang serta dapat memenuhi tuntutan standar mutu produk yang diminta pembeli di luar negeri.

"Setelah keliling ke bank-bank, baru pada tahun keempat ada bankir yang percaya dan mau membiayai pembelian pesawat untuk mengangkut udang dan ikan-ikan lainnya. Saya dapat kredit 4,7 juta dollar AS untuk membeli dua pesawat kecil. Syukur dalam waktu tujuh tahun kredit tersebut dapat dilunasi,"ujar Susi.

Pesawat itu dibeli dari uang pinjaman bank. Bukan perkara mudah untuk mendapatkan dana itu. Puluhan bank menertawainya karena tidak semua percaya hasil penjualan ikan bisa untuk membayar cicilan. Padahal waktu itu Susi telah memiliki pabrik pengolahan ikan serta sebuah restoran yang paling terkenal di Pangandaran, The Hilmans."Kita dianggap gila waktu masukin business plan ke bank tahun 2000," sambungnya.

Susi Pudjiastuti. Foto: dok.JPNN

Sampai akhirnya Bank Mandiri mau memberi pinjaman sebesar USD 4,7 juta untuk bangun landasan dan beli dua pesawat, Cessna dan Grand Caravan. Pada 2004, Susi memutuskan membeli sebuah Cessna Caravan seharga Rp20 miliar menggunakan pinjaman bank. Melalui PT ASI Pudjiastuti Aviation yang ia dirikan kemudian, satu-satunya pesawat yang ia miliki itu ia gunakan untuk mengangkut lobster dan ikan segar tangkapan nelayan di berbagai pantai di Indonesia ke pasar Jakarta dan Jepang. Call sign yang digunakan Cessna itu adalah Susi Air.

Namun, baru sebulan dipakai, terjadi bencana tsunami di Aceh. "Tanggal 27 kami berangkatkan satu pesawat untuk membantu. Pesawat kami yang pertama bisa mendarat di Meulaboh. Tanggal 28 kami masuk satu lagi. Kami bawa beras, mi instan, air dan tenda-tenda," ungkapnya.

Awalnya, Susi berniat membantu distribusi bahan pokok secara gratis selama dua minggu saja. Tapi, ketika hendak balik, banyak lembaga non-pemerintah yang memintanya tetap berpartisipasi dalam recovery di Aceh.

"Mereka mau bayar sewa pesawat kami. Satu setengah tahun kami kerja di sana. Dari situ, Susi Air bisa beli satu pesawat lagi. Setelah itu keterusan sewa-sewain, beli pesawat lagi sampai bisa punya 50 pesawat," jelasnya.

Selain bekerja keras, Susi juga bekerja cerdas. Dia selalu mencari terobosan bisnis agar nilai tambah bisnisnya terus meningkat. Pada tahun 1985, Susi mengambil keputusan penting dalam hidupnya, yakni, pindah ke Cirebon. Dia pindah ke kota udang itu mengembangkan bisnis ikannya yang dirintisnya di Pangandaran. Dia pindah hanya membawa anak dan pembantunya, tanpa suami. Alasannya, untuk urusan bisnis dia tidak mau ada dua nakhoda dalam satu perahu.

"Di Cirebon saya memulai sesuatu yang baru. Saya beli udang dan kodok, lalu dijual ke Tanjung Priok. Udang dan kodok itu dibawa dengan truk dan saya ikut dalam truk tersebut. Begitulah kehidupan saya setiap hari. Tapi, saya menjalani dengan enjoy saja," ujar Susi.

Berkat kerja kerasnya, usaha perikanan Susi terus berkembang. Dia merambah sampai ke Sumatera untuk mendapatkan pasokan udang lebih banyak dan lebih baik. Bisnisnya terus berkembang, dan pada 1996 Susi mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan berupa lobster dengan merek “Susi Brand”.

Dari segi pemasaran, dia mulai merambah pasar ekspor dengan berkaloborasi dengan pengusaha Jepang. "Saya dapat L/C pertama untuk ekspor ke Jepang pada bulan Mei 1996 lalu, senilai 270 ribu dollar AS," ujar Susi.


Susi Pudjiastuti, Srikandi Srikandi Dalam Menteri Kabinet Kerja Joko Widodo.

"one kilometres runaway bring you to the world, and the world to you"
Susi Pudjiastuti

Mungkin kegigihan, semangat pantang menyerah serta keberanian melakukan terobosan bisnis itulah yang menggoda Presiden Jokowi untuk mempercayai Susi Pudjiastuti menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyempatkan diri untuk memperkenalkan filosofi hidupnya kepada jajaran direktorat jenderal dan kepala bagian di kementerian di sela rapat koordinasi, Selasa (28/10/2014). Apa folosofi Susi tersebut?

"Tadi saya sempat perkenalkan filosofi saya di perusahaan yang saya pimpin sebelumnya, 'one kilometres runaway bring you to the world, and the world to you'," ujar Susi kepada wartawan, Selasa pagi.

Terjemahan bebas filosofi sang menteri yakni berlari satu kilometer membawamu kepada dunia dan dunia akan datang kepadamu. Meski, Susi lebih senang diartikan, berlarilah, maka segalanya akan mudah bagimu.

Filosofinya tersebut, diyakini Susi, relevan dengan persoalan di bidang kelautan dan perikanan Indonesia saat ini. Ruang gerak produk kelautan Indonesia kerap dihambat oleh minimnya infrastruktur penunjang distribusi.

Alhasil, perekonomian nelayan tak kunjung naik, bahkan cenderung menurun. Dia menyontohkan distribusi lobster di Pulau Simeulue, Aceh ke Medan, Sumatera Utara. Dengan jalur laut, waktu yang ditempuh bisa satu malam.

Begitu juga dengan jalur darat yang ditempuh dengan waktu 9 jam. Yang terjadi, lobster banyak mati di jalan dan terpaksa dibuang. "Tapi dengan adanya bandara di Simeulue, kita tarik langsung ke Medan langsung satu jam saja. Ini yang benar," ujar dia.

"Kita mendorong supaya pemerintah daerah itu berinvestasi bangun bandara yang mana bisa membuka (jalur distribusi) menjadi cepat. Bandara itu enggak harus Rp 20 miliar atau Rp 30 miliar, cukup rumput saja," lanjut dia.


Senin, 20 Oktober 2014

Selamat Datang dan Bekerja Pak Jokowi, Presiden Kami Yang Baru !


Wahai presiden kami yang baru
Kamu harus dengar suara ini
Suara yang keluar dari dalam goa
Goa yang penuh lumut kebosanan

Walau hidup adalah permainan
Walau hidup adalah hiburan
Tetapi kami tak mau dipermainkan
Dan kami juga bukan hiburan

Turunkan harga secepatnya
Berikan kami pekerjaan
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa

Reff:

Masalah moral masalah akhlak
Biar kami cari sendiri
Urus saja moralmu urus saja akhlakmu
Peraturan yang sehat yang kami mau

Tegakkan hukum setegak-tegaknya
Adil dan tegas tak pandang bulu
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa

Kembali ke: Reff

Turunkan harga secepatnya
Berikan kami pekerjaan
Tegakkan hukum setegak-tegaknya
Adil dan tegas tak pandang bulu
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa

Wahai presiden kami yang baru
Kamu harus dengar suara ini

Lagu : Manusia 1/2 Dewa 
Pencipta : Iwan Fals 

Iwan Fals - MANUSIA 1/2 DEWA (Official Video)

Sabtu, 18 Oktober 2014

Inilah Makna "Revolusi Mental" Menurut Jokowi.


"Revolusi Mental" merupakan jargon yang diusung presiden terpilih Joko Widodo sejak masa kampanye Pemilu Presiden 2014. Namun, tak banyak penjelasan konkret muncul atas frasa itu. 

Pertanyaan tentang revolusi mental pun mencuat dalam diskusi dengan tajuk jargon tersebut di Balai Kartini, Jumat (17/10/2014). Salah satu jawaban datang dari politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Panda Nababan.

Jawaban itu diawali dengan pengenalan organisasi Serikat Rakyat Miskin Kota (SRMK). Panda mempersilakan anggota organisasi itu berdiri. Lalu, dia berkata, "Mereka ini datang dari jauh. Dulu, Pak Jokowi ini seperti mereka."

Berikutnya, Panda mengatakan, "Tapi Pak Jokowi tidak mau menyerah. Dia bekerja, berusaha, hingga sampai seperti saat ini." Menurut Panda, perjalanan Jokowi dari yang semula seperti profil para anggota SMRK tersebut hingga menjadi presiden terpilih merupakan cuplikan dari konsep revolusi mental itu sendiri.


Diskusi pada Jumat petang tersebut dipandu oleh presenter Najwa Shihab. Jokowi juga hadir di sana. Jawaban atas pertanyaan tentang revolusi mental pun datang dari Jokowi. 

Jokowi memulai jawabannya dengan menyebutkan tentang sebuah keharusan. Menurut dia, revolusi mental berarti warga Indonesia harus mengenal karakter orisinal bangsa. 

Indonesia, sebut Jokowi, merupakan bangsa yang berkarakter santun, berbudi pekerti, ramah, dan bergotong royong. Dia mengatakan, karakter tersebut merupakan modal yang seharusnya dapat membuat rakyat sejahtera.

"Tapi saya juga ndak tahu kenapa, sedikit demi sedikit (karakter) itu berubah dan kita ndak sadar. Yang lebih parah lagi ndak ada yang nge-rem. Yang seperti itulah yang merusak mental," ujar Jokowi.

Perubahan karakter bangsa tersebut, kata Jokowi, merupakan akar dari munculnya korupsi, kolusi, nepotisme, etos kerja tidak baik, bobroknya birokrasi, hingga ketidaksiplinan. Kondisi itu dibiarkan selama bertahun-tahun dan pada akhirnya hadir di setiap sendi bangsa. 

"Oleh sebab itu, saya menawarkan ada sebuah revolusi mental," ujar Jokowi. 


Pendidikan dan penegakan hukum 

Terminologi "revolusi", kata Jokowi, tidak selalu berarti perang melawan penjajah. Menurut dia, kata revolusi merupakan refleksi tajam bahwa karakter bangsa harus dikembalikan pada aslinya.

"Kalau ada kerusakan di nilai kedisiplinan, ya mesti ada serangan nilai-nilai ke arah itu. Bisa mengubah pola pikir, mindset. Titik itulah yang kita serang," ujar Jokowi. 

Satu-satunya jalan untuk revolusi sebagaimana yang dia maksudkan itu, kata Jokowi, adalah lewat pendidikan yang berkualitas dan merata, serta penegakan hukum yang tanpa pandang bulu.

"Kita harus mengembalikan karakter warga negara ke apa yang menjadi keaslian kita, orisinalitas kita, identitas kita," tegas Jokowi. Dia berkeyakinan, dengan komitmen pemerintah yang kuat disertai kesadaran seluruh warga negara, Indonesia dapat berubah ke arah yang lebih baik.


Bagi anda yang ingin mengetahui dan mendalami makna revolusi mental menurut Jokowi, Presiden kita, silahkan download e-booknya di sini :

Sumber : http://indonesiasatu.kompas.com/, Jumat, 17 Oktober 2014, 22:37 WIB

Kamis, 16 Oktober 2014

Inilah Keindahan Pulau Bali Sehingga Bisa Menarik Wisatawan Manca "Berani Membayar Mahal" Berkunjung Ke Sana !


Anda pernah berkunjung ke Pulau Bali ?
Sudah berapa kalikah anda berkunjung ke sana ?
Apakah anda sudah menikmati "keindahan alam Bali" yang sesungguhnya ?

Pertanyaan di atas bagi sebagian orang mungkin dianggap pertanyaan yang konyol, namun berapa kalipun anda berkunjung ke Bali, belum tentu anda mengetahui keindahan alam pulau dewata tersebut. 


Artikel ini khusus menangkap keindahan alam di Pulau Bali saja, untuk keindahan seni dan budayanya anda bisa mencari di sumber yang lain.

Perlu anda ketahui Pulau Bali memiliki sejuta pesona di mata para wisatawan manca negara (termasuk juga wisatawan domestik), sehingga mereka sampai bermimpi-mimpi untuk datang mengunjunginya, bahkan sampai ingin tinggal di sana. 

http://lauraaiisha.com//wp-content/uploads/2013/09/indonesia-bali-map.jpg

Lucunya bahkan saking terkenalnya bahkan mereka tidak tahu "Indonesia", tapi tahu Pulau Bali, perhatikan peta di atas, sampai-sampai letak Pulau Bali dilingkari dan diberi keterangan "tulisan merah"!

http://www.surftravel.com.au/Content/Images/indonesia.jpg

Berikut keindahan Pulau Bali yang seharusnya anda tahu dan ini semua hanyalah salah satu bagian keberagaman keindahan  alam Indonesia, yang saya dan anda cintai.


Bali, Surga yang "ada didunia".

Island Bali Indonesian Coast
http://wallpup.com/wp-content/uploads/2013/01/Island-Bali-Indonesian-Coast.jpg

http://www.indonesia.travel/public/media/images/upload/news/Bali%20BBC%20best.jpg

http://www.bali-hotels.co/wp-content/uploads/2013/10/hotel-beach-indonesian-1024x480.jpg

http://www.indoboom.com/wp-content/uploads/2012/08/rice-fields-terraces-bali-indonesia.jpg


http://backroads_web.s3.amazonaws.com/images/trips/2014/slideshows/BBLI-bali-biking.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihgovw2JpwMKblDG4SKJyjVZG_2IJ0ztRKSRyisZBlPdymuHcuI1oEL6cQaczSM_KfuN-faCfGiE07vIYZEcd2hCW3gUqd-_AnYKEoS9d8TJhxNaIARoi5sGDSgYu4hpZBGFbw7-n_7X0m/s1600/ubud+bali,+ubud,+indonesia,+bali+ubud,+nature.jpg



https://lh6.googleusercontent.com/-G9kRjQlO-wM/TXOyLqhkl_I/AAAAAAAAAPI/qtMNxXOJHHg/s1600/Pantai-Dreamland-Bali.jpg

http://www.travelandtourworld.com/wp-content/uploads/2013/08/bali-indonesia.jpg

http://www.asiaworldindonesia.com/wp-content/uploads/yootheme/widgetkit/slideshow/golf/bali/new-kuta-golf.jpg


Bali, adalah Pulau Dewata, dimana para Dewa dipuja dalam harmoni.

http://www.surftravel.com.au/Content/Images/Bali/Pura-Ulun-bali-Indonesia-Surf-main.jpg

http://www.prasannaholidays.com/wp-content/uploads/2014/05/Temple-Ceremony-in-Bali.jpg

http://us.123rf.com/450wm/cescassawin/cescassawin1311/cescassawin131101466/24010424-bali--18-oct-balinese-priest-and-people-in-traditional-dress-during-festival-ceremony-at-agung-besak.jpg


http://awesomeplacestovisit.net/wp-content/uploads/2013/05/Tanah-Lot-%E2%80%93-Bali-Indonesia.jpg

http://media.royalcaribbean.com/content/shared_assets/images/ports/hero/BOA_01.jpg


http://www.indonesia.travel/public/media/images/upload/news/Kecak%20dance,%20BALI,%20PHOTO%20BY%20EFENDY%20BONG.jpg

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/bd/Pura_Tirta_Empul,_Ubud,_Bali,_Indonesia.JPG

http://newyearseveblog.com/wp-content/uploads/2013/12/bali-nye.jpg


Di Bali, Pengunjung adalah raja.

http://www.indonesia.travel/public/media/images/upload/poi/_BAM0875%20DINNER%20IN%20BALI.jpg



http://static.guim.co.uk/sys-images/Guardian/Pix/pictures/2011/10/7/1317949164136/Kuta-beach-in-Bali-Indone-007.jpg


Di Bali anda bisa menjadi diri sendiri.

http://cdni.condenast.co.uk/646x430/a_c/Alila-Soori-Bali-PR_cnt_21may10_pr_b.jpg


http://www.thebalitravels.com/wp-content/uploads/2014/06/bali-vacation-spots.jpg

http://graduateland.com/media/lu/indonesia_1.jpg

http://aboutcheapholidays.com/wp-content/uploads/2014/04/Bali2.jpg

http://nurmilasari21.files.wordpress.com/2011/04/fun-surf-bali-beach.jpg

http://cdn.c.photoshelter.com/img-get/I00007kPcA2Y7ETs/s/750/750/Bali090065.jpg


Di Bali masih ada kehidupan tradisional yang dilestarikan.

http://cdn.c.photoshelter.com/img-get/I0000dqCcYfNE2RU/s/900/900/Indonesia-Bali-Jatiluwih-2410-Bali-new.jpg

Di Bali anda bebas berekspresi.

http://d.ibtimes.co.uk/en/full/405921/miss-world-2013-contestant-learns-traditional-fan-dance-indonesia-bali-contestants-are-taking.jpg


Di Bali wisata kuliner memiliki rasa yang dasyat !

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/67/Bali_cuisine.jpg


Terakhir khusus laki-laki lajang, gadis Bali sangat cantik !

http://images.travelpod.com/tripwow/photos/ta-00e8-4e34-8b19/bali-girls-denpasar-indonesia+1152_12980850417-tpfil02aw-11484.jpg


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcHD01v-uR_M7gUGtJ_GEujCjUnqI-XriDpNnN4cM_Yuum4kb-XAG5em9I_tgCy6gBVrudSPFgH_HP-3bvfH_PBdLsIXFAq7cTpo4ETj5fjHFouHusY9_PicRmVEYRpKMY64zvsV9Ae_8U/s320/bali-girl.jpg

http://fc09.deviantart.net/fs42/i/2010/311/a/1/balinese_girl_by_wiradikusuma-d225rsc.jpg

Cintailah Bali sebelum Ia di cintai bangsa lain !

Penulis : Yohanes Gitoyo, S Pd.