Bagaimana mengangkat harga diri ketika kita terpuruk atau dalam kondisi sulit? Adakah prinsip yang perlu dipertimbangkan tentang harga diri sehingga pada kondisi sulitpun kita tidak merasa menjadi sosok yang tidak berharga?
Anda dan saya mempunyai aspek tak terhingga dalam diri kita masing-masing, yaitu kekekalan. Nilai itu melekat pada diri setiap individu sejak lahir. Nilai ini tak kunjung berubah sejak manusia eksis di bumi. Apakah normal ataupun tidak normal, gila atau waras, sehat atau sakit, cantik atau jelek, ganteng atau tidak, bergaji ratusan ribu per bulan atau ratusan juta rupiah per bulan- tiap individu memiliki sifat kekekalan ini. Bahkan nilai manusia hanya berbeda tipis dengan malaikat yang hidup di alam roh. Tak ternilainya harga diri manusia merupakan 'grand design' dari Sang Pencipta. Manusia adalah mahkota dari seluruh ciptaan. Manusia adalah satu-satunya ciptaan yang menjadi perhatian utama Tuhan.
Begitu mulia dan penting kehadiran manusia di bumi, Tuhan menugaskan manusia untuk memelihara bumi dan mengembangkannya. Kecuali malaikat, seluruh ciptaan yang hidup di air, darat dan udara ada dalam kuasanya. Tidak ada ciptaan yang tidak dalam otoritasnya. Begitu tingginya martabat manusia sehingga tidak ada ruang sekecil apapun untuk melecehkan orang lain. Tidak ada hukum yang membenarkan tindakan yang merendahkan martabat orang lain.
Setiap tindakan yang melawan hak azasi manusia akan mendapat hukuman. Di negara bagian Colorado, Amerika Serikat misalnya, seorang warga Arab dihukum 28 tahun penjara karena melakukan pelecehan seksual kepada seorang pembantu dari Indonesia.
Seseorang tidak berhak melecehkan orang lain. Masyarakat manapun tidak berhak untuk merendahkan masyarakat yang lain; bangsa manapun tidak berhak menghina bangsa yang lain. Tiap individu, masyarakat dan bangsa memiliki martabat yang sama.Dalam konteks bernegara, martabat individu tercitra dalam bentuk kedaulatan bangsa. Individu (suami dan isteri) membentuk keluarga, keluarga membentuk masyarakat, dan masyarakat membentuk bangsa.
Harga diri adalah pandangan keseluruhan dari individu tenang dirinya sendiri. Penghargaan diri juga kadang dinamakan martabat diri atau gambaran diri. Harga diri tak ternilai; nilainya bersifat kekal. Sekalipun sifat ini sudah melekat, dibutuhkan usaha-usaha yang giat untuk meraihnya. Sifat kekekalan ini tidak bisa digusur oleh sesuatu yang bersifat materi, status sosial, maupun penampilan: uang, harta, jabatan, popularitas, kesuksesan dan perawakan. Seburuk apapun status sosial seseorang, sifat kekekalan ini melekat pada dirinya.
Disengaja atau tidak, sifat kekekalan sering diabaikan. Bahwa diri begitu berharga sering dilupakan. Akibatnya, kita malu, kita tidak punya rasa percaya diri, kita tidak punya keberanian, kita sungkan bicara di hadapan orang karena kondisi ekonomi yang sulit, tidak sukses, tidak punya pekerjaan yang baik, atau tidak punya status sosial yang baik. Etika kita didikte oleh keadaan ekonomi, status sosial atau kegagalan kita. Tunggu dulu. Itu adalah konsep-konsep yang salah tentang penilaian diri. Anda dan saya harus berusaha mengangkat martabat kita masing-masing. Harga diri harus diraih.
Berikut ada lima (5) langkah untuk mengangkat harga diri; tips yang membuat Anda harus putar otak.
- Pertama, pahamilah bahwa Anda adalah ciptaan Tuhan.
Anda sangat berharga. Sekalipun tubuh Anda terbuat dari debuh tanah, tetapi kita adalah ciptaan paling berharga. Tuhan Yang Maha Esa memberikan hidup dan menanamkan kekekalan dalam diri Anda. Harga diri Anda tak ternilai dan ini tidak dapat digusur oleh uang, kekayaan, harta, jabatan, keberhasilan, kesuksesan, atau ketenaran.
- Kedua, Anda harus berjuang untuk mengangkat harga diri Anda.
Sekalipun secara natur sifat kekekalan melekat pada diri Anda, itu tidak berarti Anda tidak berusaha mengangkat martabat. Anda belum mencapai manusia seperti yang dikehendaki Tuhan Yang Maha Esa. Potensi yang tersimpan dalam diri Anda belum tergali seluruhnya. Anda harus mengeksplorasi nilai-nilai yang berharga dalam diri Anda dan hidup sesuai dengan etika-etika yang luhur dan hukum alam.
- Ketiga, singkirkan atau bendunglah segala tindakan yang mengandung atau yang bisa menyulut pelecehan harga diri.
Tindakan Anda atau tindakan orang lain bisa mengandung benih pelecehan harga diri. Apakah itu di rumah, kantor, pertemuan-pertemuan sosial, bahkan pertemuan yang spontan di jalan, tindakan yang merendahkan harga diri bisa terjadi. Kata-kata dan tindakan, disadari atau tanpa disadari, bisa meremehkan martabat orang. Berusahalah agar martabat orang lain dan martabat Anda sendiri tidak direndahkan. Bila ada yang melakukannya, berusahalah untuk mencegahnya.
- Keempat, mulailah mengangkat harga diri Anda dan harga diri orang lain.
Bila Anda sebagai pimpinan atau atasan, terapkanlah itu di kantor Anda. Tidak mudah meminta orang lain menghormati harga diri orang lain kecuali Anda sendiri juga menghargai eksistensi orang lain. Berusahalah untuk terus menjaga harga diri. Semangat Anda jangan luntur hanya karena orang lain tidak mau menghormati harga diri.
Mencius berkata, "Tinggal di rumah yang penuh kebajikan, berdiri di tempat yang layak dan berjalan di jalan kebenaran adalah jalan orang benar. Jika ambisinya terpenuhi, ia akan memimpin orang lain mengikuti Jalannya. Jika ambisinya tidak terpenuhi, ia akan melaksakan Jalannya sendirian."
- Kelima, carilah pengertian tentang harga diri. Anda bisa membaca buku-buku tentang harga diri.
Bila Anda sebagai atasan atau pimpinan di kantor, Anda bisa meminta agar pelatihan tentang harga diri diberikan kepada pekerja. Wawasan bisa terbuka kalau ada pencerahan. Bisa juga Anda mendiskusikan topik harga diri dengan keluarga atau teman-teman Anda.
Melalui diskusi, benih bisa tertabur. Bila Tuhan menghendaki, benih yang Anda tabur bisa merubah hidup orang lain. Kapan benih itu tumbuh- serahkanlah itu kepada Tuhan.
Semoga tips ini bisa membantu untuk mengangkat harga diri Anda.
Sumber : http://www.putra-putri-indonesia.com/.