Jumat, 24 Mei 2013

Memperkenalkan Program Keamanan Komputer Terbaru Kami : My PC Defender 2013 V-6.8 Beta.



On this occasion I would like to introduce our newest project, a computer security program that you know for a long time: "My PC Defender 2013 V-6.8 Beta". Although currently still under development, there are some implementation of new technologies that I want to share with you through our program.

Pada kesempatan ini saya ingin memperkenalkan proyek terbaru kami, sebuah program keamanan komputer yang telah anda kenal sejak lama :  "My PC Defender 2013 V-6.8 Beta". Meski saat ini masih dalam taraf pengembangan, ada beberapa penerapan teknologi baru yang ingin saya bagikan kepada anda melalui program kami ini.


My PC Defender 2013 V-6.8, a computer security program our 6th generation release 8th. If you happen to listen to some of the previous versions there are some new things in this version:
My PC Defender 2013 V-6.8, merupakan program keamanan komputer kami generasi ke-6 release ke-8.  Jika kebetulan anda menyimak pada beberapa versi sebelumnya ada beberapa hal baru dalam versi ini :
  • Supports 32 bytes and 64 bytes system. Mendukung system operasi 32 byte dan 64 byte.
  • Work in 2 operating system are completely different: Operating System Microsoft Windows and Linux Operating Systems. Bekerja dalam 2 sistem operasi yang sama sekali berbeda : Sistem Operasi Microsoft Windows dan Sistem Operasi Linux, 
  • New work systems are more focused on the temporary file, through a system of portable software work. Sistem kerja baru yang lebih menitik beratkan pada temporary file, melalui sistem kerja software portable.
  • Maximize the employment system features the latest stealth. Memaksimalkan fitur sistem kerja stealth terbaru
  • Equipped with a new computer security software that has not been available in previous versions. Dilengkapi dengan beberapa software keamanan komputer baru yang belum tersedia pada versi sebelumnya.
  • My PC Defender 2013 V-6.8 applications to implement a variety of advanced technology, articles about this subject can be found in the link: Application of Advanced Technology in the Program My PC Defender 2013. My PC Defender 2013 V-6.8 menerapkan aneka aplikasi teknologi canggih, artikel tentang bahasan ini dapat anda baca di link: Application of Advanced Technology in the Program My PC Defender 2013.

I plan soon to share the latest program next week, of course, after some problems were encountered we overcome, once again the program is still in development.
Saya merencanakan segera membagikan program terbaru tersebut minggu depan, tentunya setelah beberapa kendala yang muncul kami atasi, sekali lagi program tersebut masih dalam status pengembangan. 

Digital Fighter Alliace, Defender of Your Computer.

I hope my program is hopefully useful to you. For further development of this safety program, please visit our official blog at: http://http//mypcdefender.blogspot.com/
Harapan saya semoga program saya ini bermanfaat bagi anda. Untuk perkembangan lebih lanjut program keamanan ini, silahkan kunjungi official blog kami di : http://http//mypcdefender.blogspot.com/

Selasa, 21 Mei 2013

20 Mei, Hari Kebangkitan Nasional Indonesia, Hari Kebangkitan Bangsa Indonesia.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1S6EotvF-9G8r4LQzQzR3sOARJlCfXWEuPjRQw6fRwOT4Iqe1pJ8ojnjOhLuKCcauI-v-PFbTzgaIYmtWLIG06yqSP0yqNXOMRI2jcUsB_S0FEAuBzPJJX8nY0k2qbwS7bwrglCKLolvD/s1600/5598082040_929983d377.jpg

Saudaraku sebangsa dan setanah air Indonesia yang saya cintai hari ini kita memperingati 105 kebangkitan Nasional. 

Sejak 1596 hingga tahun 1945, bangsa kita dijajah oleh kolonialisme bangsa asing. Terlepas mereka adalah Bangsa Belanda, Inggris, Spanyol, Portugis ataupun Jepang, mereka adalah sama. Bangsa kita telah diperbudak oleh mereka, aneka sumber daya alam maupun sumber daya manusia telah dibabat habis oleh mereka.

Untunglah pada tahun 1908 para leluhur kita menyadari kemalangan nasip Bangsa Indonesia, dengan timbulnya kesadaran persatuan dan kesatuan timbulah rasa kebersamaan diantara sesama bangsa terjajah. Suku bangsa, bahasa, adat istiadat melebur jadi satu, menjadi satu tekad : Satu Indonesia, Indonesia Merdeka. 

Video Indonesian War of Independence 1945-1949

Tahun 1945 - 1950 para leluhur kita yang lain telah meregang nyawa untuk kemerdekaan bangsa ini, selama masa-masa tersebut bayi baru lahir bernama Indonesia mengalami banyak guncangan, namun selama masa itu pula kita tetap bertahan. 

Tahun 1950-1965 bangsa kita tumbuh dalam aneka bentuk perpecahan dan konflik, namun semua hal tersebut mendidik bangsa ini menjadi dewasa.

Tahun 1965-sekarang generasi muda berusaha menumbuhkan kemajuan dalam aneka bentuk dan bidang, terlepas segala bentuk kesalahan yang dilakukan kita bisa menerima dan memaafkan mereka.

Kini para generasi tua sudah berlalu, yang ada hanya kita, ya saya dan anda !
  1. Apakah generasi muda kita hanya bisa jadi generasi pemalas dan konsumtif ? Hari-hari mereka banyak dipenuhi dengan update status jejaring sosial dan keinginan terkenal secara instan !
  2. Apakah generasi muda kita hanya bisa demo dan tawuran ? hampir setiap hari berita di televisi dipenuhi berita demo yang anarkhis atau tawuran tiada berkesudahan !
  3. Apakah generasi muda kita sudah rusak semua oleh pornografi dan narkoba ? Berapa banyak remaja putri kita diperkosa lewat jejaring sosial atau dipaksa diperas ekonominya menjadi pecandu narkoba !
  4. Apakah generasi muda kita ingin eksisi dengan ditakuti sebagai "anggota geng motor" atau organisasi premanisme ?

Anda tentu dapat menambahkaaneka pertanyaan lain sesuai dengan tingkat wawasan anda !

Kini tahun 2013 bangsa kita telah merdeka dari penjajahan fisik kolonialis tersebut, namun mari kita sadari secara ekonomi, sosial,budaya dan teknologi kita adalah tetap sebagai bangsa terjajah. 
  1. Di bidang ekonomi kita ingat tahun 1996 kemajuan ekonomi kita diporak porandakan oleh mereka para kapitalis. 
  2. Di bidang sosial budaya sadari berapa banyak para remaja generasi muda kita hancur oleh apa yang kita sebut jejaring sosial, peristiwa perkosaan akibat banyaknya tontonan pornografi.
  3. Di bidang teknologi kita sadari juga betapa kita dibuat ngiler dengan aneka promosi iphone, Ipad, tablet, atau aneka produk teknologi tersebut.

Saya tidak munafik, sayapun memiliki 2 akun facebook, 5 akun blok, 1 akun twetter. Sejauh ini akun saya tersebut saya gunakan untuk membantu memajukan bangsa ini, termasuk blog yang sedang anda baca ini. Internet sehat dan jejaring sosial yang santun mari kita budayakan, seperti pelajaran sekolah yang kita terima dulu : ambil yang baik, manfaatkan semaksimal mungkin, hindari/ jangan lakukan yang buruk.

Pada kesempatan ini ijinkan saya mengajak anda semua untuk mengelorakan semangat Indonesia adalah milik kita, kita tidak rela bangsa ini dijadikan jajahan dalam aneka bentuk, mari saudara kita bangkit bersatu kita sumbangkan segala kemampuan kita dalam segala bidang kemampuan anda semua, untuk memajukan bangsa Indonesia ini.


INDONESIAKU, INDONESIAMU
BANGSAKU, BANGSAMU
TANAH AIR INI MILIKKU, MILIKMU, MILIK KITA SEMUA,
KITA UPAYAKAN KITA JAGA, KITA LESTARIKAN, KITA MAJUKAN
UNTUK 1 (SATU) INDONESIA
SATU UNTUK SEMUA, SEMUA UNTUK SATU !
INDONESIA MAJU, HARGA MATI !!!

APA YANG TELAH ANDA LAKUKAN UNTUK INDONESIA ?

Selasa, 14 Mei 2013

Kekuatan Karakter Bagi Masa Depan Anak.


Saya melihat salah seorang siswa di lingkungan tempat tinggal saya sangat tekun belajar. Sampai-sampai, ia tidak sempat meluangkan waktu untuk bermain dengan teman sebayanya. Tuntutan sekolah yang begitu banyak membuatnya harus berlama-lama di kamar untuk mentransfer informasi yang ada di buku ke dalam otak atau memorinya. Saya sangat kasihan dengan siswa tersebut. Mengapa? Di satu sisi, siswa tersebut memang terasah kemampuan kognitifnya. Namun di sisi lain, ia mengalami ketimpangan atau kelumpuhan emosional (afektif). Hidup itu seperti naik sepeda, perlu sekali menjaga keseimbangan. Jika keseimbangan tidak terjaga maka akan jatuh.

Melihat siswa tersebut, saya sarankan pada orangtuanya untuk membantu mengatur waktu, agar ia tidak terkurung di dalam kamar, sementara kawan-kawannya asyik bermain. Yang tidak ia sadari, bahwa bermain sebenarnya juga bagian dari proses belajar.

Seperti yang kita ketahui, manusia sebenarnya memiliki daya cipta, rasa dan karsa. Karena itu, ketika hanya daya cipta (IQ) saja yang diasah, maka terjadi ketidakseimbangan. Lalu apa yang terjadi? Tentunya, efek dari pola pendidikan yang hanya menitik beratkan pada daya cipta (kognisi / IQ) saja dan mengabaikan rasa (afeksi / EQ) dan karsa (action) akan terasa dan terlihat di kala si anak tumbuh dewasa. Si anak tersebut akan lumpuh sosial. Mengapa saya katakan lumpuh sosial? Lumpuh sosial terjadi ketika si anak tidak mampu menjalin hubungan di lingkungan sosialnya. Padahal, dalam setiap pergaulan di masyarakat, baik pergaulan dalam pekerjaan, pergaulan organisasi, pergaulan di sekolah dan lain-lain pasti butuh untuk menjalin hubungan dan bekerjasama dengan sesama. Pada akhirnya bisa menghambat perkembangan potensi dirinya.

Bukankah sudah menjadi kebutuhan mendasar kita sebagai manusia untuk saling bekerjasama. Dengan bekerjasama, sebenarnya kita membuka banyak peluang untuk mempelajari banyak hal. Dengan begitu kita bisa menambah kesempatan untuk mengeksplore diri kita. Inilah letak pentingnya pergaulan dan interaksi sosial.



Dulu, orang tua memang mengarahkan anak-anaknya untuk mengasah IQ-nya. Sebab, IQ yang tinggi diartikan sebagai tingkat kecerdasan yang tinggi pula (dan konon jadi resep sukses kalo IQ tinggi). Namun, sebuah kesadaran baru akhirnya muncul bahwa ada kecerdasan lain yang juga tidak bisa diabaikan, yakni kecerdasan emosional.

Keseimbangan antara kecerdasan kognitif (pengetahuan), perasaan (afektif) dan tindakan (action) akan membangun kekuatan karakter diri yang baik. Karakter diri sangatlah penting peranannya. Sebab, karakter diri adalah cara pikir dan prilaku yang khas dari individu untuk hidup dan bekerjasama dengan sekitarnya.

Terkadang, karakter diri seseorang terasa tidak seimbang. Ada orang yang memiliki ide-ide brilian namun tidak mampu bekerjasama dengan teamworknya. Itu menunjukkan orang tersebut memiliki kecerdasan IQ yang baik sedang kecerdasan emosionalnya buruk. Ada juga orang yang memiliki otak cemerlang, dia juga baik, namun malas bekerja. Itu menunjukkan actionnya lebih lemah dibanding IQ dan EQ nya.

Karakter diri akan semakin kuat jika ketiga aspek tersebut terpenuhi. Karakter diri yang baik ini akan sangat menentukan proses pengambilan keputusan, berperilaku dan cara pikir kita. Yang pada akhirnya akan menentukan kesuksesan kita. Lihat saja, seorang Nelson Mandela meraih simpati dunia dengan ide perdamaiannya. Bunda Teresa menggetarkan dunia dengan rasa cinta dan kepedulian terhadap sesamanya. Bung Karno dengan ide, kegigihan dan kecerdasannya masih terasa bagi kita bangsa Indonesia yang telah melalui tahun millennium.

Semua itu adalah wujud dari kekuatan karakter yang mereka miliki. Ini menegaskan bahwa, karakter seseorang menentukan kesuksesan individu. Dan menurut penelitian, kesuksesan seseorang justru 80 persen ditentukan oleh kecerdasan emosinya, sedangkan kecerdasan intelegensianya mendapat porsi 20 persen.


Membangun Kekuatan Karakter.


Pada diri setiap individu memiliki karakternya masing-masing. Lingkungan memiliki peran penting dalam pembentukan karakter. Karakter kita, memiliki peran penting dalam proses kehidupan. Sebab, karakter mengendalikan pikiran dan perilaku kita, yang tentu saja menentukan kesuksesan, cara kita menjalani hidup, meraih obsesi dan menyelesaikan masalah.

Sebenarnya masing-masing dari kita memiliki karakter yang khas. Dan, kekhasan karakter tersebut merupakan kekuatan karakter kita. Sebab, kekhasan atau keunikan itulah yang membedakan kita dengan individu lainnya. Si penghibur akan menebarkan semangat, si pengatur akan memanajemen organisasi. Mereka yang bijak dan tidak suka konflik bisa menjadi pendamai. Itu semua adalah kekuatan karakter. Dan, setiap karakter akan dibutuhkan dalam setiap pergaulan, baik pergaulan kerja, organisasi atau masyarakat.

Ingatlah! Kekuatan karakter harus dibangun sejak awal. Membangun kekuatan karakter bisa dilakukan melalui pendidikan karakter baik di lingkungan formal seperti sekolah, atau non-formal seperti keluarga dan masyarakat. Pendidikan karakter diberikan melalui penanaman nilai-nilai karakter. Bisa berupa pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Output pendidikan karakter akan terlihat pada terciptanya hubungan baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, masyarakat luas dan lain-lain.


Pendidikan karakter tidak hanya diberikan secara teoritik di sekolah, namun juga perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan itu adalah bukti bahwa pendidikan yang diberikan telah merasuk dalam diri seseorang. Ketika makan bersikap sopan, ketika hendak tidur membaca doa, ketika keluar rumah berpamitan, tekun dan semangat mewujudkan obsesi dan cita-cita, jujur, berbuat baik kepada hewan dan tumbuhan, tidak membuang sampah di sembarang tempat dan lain-lain.

Membangun kekuatan karakter dilakukan dengan melibatkan seluruh elemen. Sebab, setiap elemen akan berpengaruh dalam proses pembentukan karakter individu. Seorang anak akan meniru dan mengidentifikasi apa yang ada di sekelilingnya. Role model positif akan membentuk karakter yang positif dan sebaliknya role model negatif akan membentuk keprbadian dan karakter negatif. Karena itu, setiap unsur lingkungan hendaknya dibangun secara positif, sehingga karakter anak akan terbentuk secara positif juga.

Lalu bagaimana cara membangun kekuatan karakter itu? Kekuatan karakter akan terbentuk dengan sendirinya jika ada dukungan dan dorongan dari lingkungan sekitar. Bayangkan sebuah lidi tidak akan memiliki daya untuk menghalau sampah-sampah. Namun, jika didukung oleh ratusan lidi yang lain akan membentuk satu kekuatan untuk membersihkan halaman rumah. Begitu juga dengan karakter, akan menjadi kuat ketika didukung oleh lingkungan. Peran keluarga, sekolah, masyarakat sangat dominan dalam mendukung dan membangun kekuatan karakter.

Karakter yang kuat pada akhirnya akan berperan optimal di setiap interaksi sosial. Sehingga, individu dengan karakter kuat tersebut akan memberikan sumbangsih –baik moril atau spirituil- yang berdaya guna bagi sekitarnya.

Penulis : Timothy Wibowo
Sumber : http://www.pendidikankarakter.com/.

Senin, 13 Mei 2013

Membangun Karakter Sejak Pendidikan Anak Usia Dini.


“Orang mungkin tidak mengetahui tujuan kehidupannya,
tetapi ia harus tahu cara menjalani kehidupan”

Kawan, jika saya ditanya kapan sih waktu yang tepat untuk menentukan kesuksesan dan keberhasilan seseorang? Maka, jawabnya adalah saat masih usia dini. Benarkah? Baiklah akan saya bagikan sebuah fakta yang telah banyak diteliti oleh para peneliti dunia.

Pada usia dini 0-6 tahun, otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak (golden age).

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli Perkembangan dan Perilaku Anak dari Amerika bernama Brazelton menyebutkan bahwa pengalaman anak pada bulan dan tahun pertama kehidupannya sangat menentukan apakah anak ini akan mampu menghadapi tantangan dalam kehidupannya dan apakah ia akan menunjukkan semangat tinggi untuk belajar dan berhasil dalam pekerjaannya.

Nah, oleh karena itu, kita sebagai orang tua hendaknya memanfaatkan masa emas anak untuk memberikan pendidikan karakter yang baik bagi anak. Sehingga anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya di masa mendatang. Kita sebagai orang tua kadang tidak sadar, sikap kita pada anak justru akan menjatuhkan si anak. Misalnya, dengan memukul, memberikan pressure yang pada akhirnya menjadikan anak bersikap negatif, rendah diri atau minder, penakut dan tidak berani mengambil resiko, yang pada akhirnya karakter-karakter tersebut akan dibawanya sampai ia dewasa. Ketika dewasa karakter semacam itu akan menjadi penghambat baginya dalam meraih dan mewujudkan keinginannya. Misalnya, tidak bisa menjadi seorang public speaker gara-gara ia minder atau malu. Tidak berani mengambil peluang tertentu karena ia tidak mau mengambil resiko dan takut gagal. Padahal, jika dia bersikap positif maka resiko bisa diubah sebagai tantangan untuk meraih keberhasilan. Anda setuju kan?

Banyak yang mengatakan keberhasilan kita ditentukan oleh seberapa jenius otak kita. Semakin kita jenius maka semakin sukses. Semakin kita meraih predikat juara kelas berturut-turut, maka semakin sukseslah kita. Benarkah demikian? Eit tunggu dulu!

Saya sendiri kurang setuju dengan anggapan tersebut. Fakta membuktikan, banyak orang sukses justru tidak mendapatkan prestasi gemilang di sekolahnya, mereka tidak mendapatkan juara kelas atau menduduki posisi teratas di sekolahnya. Mengapa demikian? Karena sebenarnya kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan otak kita saja. Namun kesuksesan ternyata lebih dominan ditentukan oleh kecakapan membangung hubungan emosional  kita dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Selain itu, yang tidak boleh ditinggalkan adalah hubungan spiritual kita dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Tahukah anda bahwa kecakapan membangun hubungan dengan tiga pilar (diri sendiri, sosial, dan Tuhan) tersebut merupakan karakter-karakter yang dimiliki orang-orang sukses. Dan, saya beritahukan pada anda bahwa karakter tidak sepenuhnya bawaan sejak lahir. Karakter semacam itu bisa dibentuk. Wow, Benarkah? Saya katakan Benar! Dan pada saat anak berusia dini-lah terbentuk karakter-karakter itu. Seperti yang kita bahas tadi, bahwa usia dini adalah masa perkembangan karakter fisik, mental dan spiritual anak mulai terbentuk. 

Pada usia dini inilah, karakter anak akan terbentuk dari hasil belajar dan menyerap dari perilaku kita sebagai orang tua dan dari lingkungan sekitarnya. Pada usia ini perkembang mental berlangsung sangat cepat. Pada usia itu pula anak menjadi sangat sensitif dan peka mempelajari dan berlatih sesuatu yang dilihatnya, dirasakannya dan didengarkannya dari lingkungannya. Oleh karena itu, lingkungan yang positif akan membentuk karakter yang positif dan sukses.


Lalu, bagaimana cara membangun karakter anak sejak usia dini?


Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangle relationship), yaitu : 
  1. hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), 
  2. hubungan dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan 
  3. hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa (spiritual). 
Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif. Untuk itu :
  1. Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya. 
  2. Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ingat pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. 
  3. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.

Nah, sekarang kita memahami mengapa membangun pendidikan karakter anak sejak usia dini itu penting. Usia dini adalah usia emas, maka manfaatkan usia emas itu sebaik-baiknya.

Penulis : Timothy Wibowo
Sumber : http://www.pendidikankarakter.com/, dikutip dari : http://entrepreneurshiplearningcenter.blogspot.com/.

6 Ciri Karakter Anak Bermasalah.



“Mungkinkah mengetahui dan memastikan apakah seorang anak itu bermasalah, dalam waktu 5-10 menit pertama saat kita bertemu dengannya?” Jawabannya adalah “mungkin” dan “pasti”. Itu pertanyaan yang sering saya ajukan kepada peserta seminar ataupun para orangtua yang sedang bersemangat belajar dan mencecar saya dengan berbagai pertanyaan seputar anaknya.

Rahasia tersebut akan saya bahas sekarang, rahasia yang sering saya gunakan untuk menganalisa seorang anak. Apakah dia bermasalah, bahkan setelah mempelajarinya dengan seksama kita mampu meramal masa depan seorang anak. Wow, tenang ini bukan obral janji, tapi ini pasti. Dari hasil menangani berbagai kasus keluarga dan individu maka terbentuklah suatu pola yang akurat ditiap individu. Kebanyakan klien saya jika memiliki masalah, kebanyakan masalah tersebut  dan sebagian besar masalah itu berasal dari 2 hal. Ini juga rahasia, tapi akan saya bongkar habis.

Baiklah 2 hal tersebut berasal dari :
  • Keluarga (keluarga yang membentuk masalah tersebut secara tidak sengaja).
  • Masalah tersebut berasal dari usia 7 tahun kebawah.


Keluarga, 
Keluarga adalah faktor penting dalam pendidikan seorang anak. Karakter seorang anak berasal dari keluarga. Dimana sebagian sampai usia 18 tahun anak-anak diIndonesia menghabiskan waktunya 60-80 % bersama keluarga. Manusia berbeda dengan binatang (maaf..) seekor anak kucing yang baru lahir, bisa hidup jika dipisahkan dari induknya, dan banyak binatang yang lain yang memiliki kemampuan serupa. Manusia tidak bisa, sampai usia 18 tahun masih membutuhkan orangtua dan kehangatan dalam keluarga. Sukses seorang manusia tidak lepas dari “kehangatan dalam keluarga”. Akan sangat banyak hal yang akan dikupas dari tiap tahun kehidupan manusia dan kebutuhannya serta cara memenuhi kebutuhan tersebut, terutama aspek emosi. Saya tidak akan meneruskannya, kita akan bahas dikesempatan lainnya, kini kita kembali ke cara mengetahui ciri anak bermasalah.


Usia 7 tahun ke bawah? 

Ada apa pada usia ini? Pada masa ini kebanyakan (85%) letak masalah atau asal muasal masalah / hambatan seorang manusia tercipta. Istilah kerennya Mental Block. Karakter yang menghabat pencapaian cita-cita pribadi kita. Dan biasanya akan terasa pada usia 22 tahun ke atas. Woo… segitunya? Ya Mental Block seperti program yang seakan-akan dipersiapkan (karena ketidak sengajaan dan ketidak tahuan orangtua kita) untuk menghambat berbagai macam aspek dalam kehidupan kita. Aspek itu bisa berupa Karier (takut kaya, takut jabatan tinggi) kesehatan (tubuh gemuk, alergi) Relationship (tidak gampang cocok dengan pasangan/teman, paranoid) dan lain hal, serta masih banyak lagi.

Ada apa dengan 7 tahun kebawah dan disekitar 7 tahun pertama kehidupan manusia? Baiklah saya jelaskan, pada masa ini kita membutuhkan, kebutuhan dasar Emosi yang harus terpenuhi ingat HARUS terpenuhi. Jika pada masa ini lewat dan tidak terpenuhi  maka, akan terjadi Mental Block pada diri anak tersebut. Inilah asal muasal dimana Mental Block terbentuk. Karena tidak terpenuhinya kebutuhan dasar Emosi yang dibutuhkan seorang manusia. Kebutuhan apa yang dibutuhkan pada anak seusia itu? Sehingga fatal akibatnya (pada masa dewasa anak tersebut) jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi

Ada 3 kebutuhan yang harus dipenuhi pada anak usia 0 – 7 tahun bahkan lebih, cara ini adalah kunci dalam pendidikan karakter, agar karakter anak kita bisa tumbuh dan berkembang maksimal. Disamping itu ketiga hal inilah asal muasal Mental Block yang sering kali terjadi atau terasa sangat menganggu pada saat anak tersebut dewasa, yaitu :
  1. Kebutuhan akan rasa aman
  2. Kebutuhan untuk mengontrol
  3. Kebutuhan untuk diterima

3 kebutuhan dasar emosi tersebut harus terpenuhi agar anak kita menjadi pribadi yang handal dan memiliki karakter yang kuat menghadapi hidup. Ini akan sangat panjang sekali jika dijelaskan, nah mengingat kita membahas ciri – ciri karakter anak bermasalah maka kita akan kembali ke topic tersebut.

Sebenarnya ada 6 ciri karakter anak yang bermasalah, cukup kita melihat dari perilakunya yang nampak maka, kita sudah dapat melakukan deteksi dini terhadap “musibah besar” dikehidupan yang akan datang (baca: semakin dewasa) dan secepatnya dapat melakukan perbaikan.



Berikut 6 ciri karakter anak yang bermasalah tersebut :

1. Susah diatur dan diajak kerja sama
Hal yang paling Nampak adalah anak akan membangkang, akan semaunya sendiri, mulai mengatur tidak mau ini dan itu. pada fase ini anak sangat ingin memegang kontrol. Mulai ada “pemberontakan” dari dalam dirinya. Hal yang dapat kita lakukan adalah memahaminya dan kita sebaiknya menanggapinya dengan kondisi emosi yang tenang.
Ingat akan kebutuhan dasar manusia? Tiga hal diatas yang telah saya sebutkan, nah kebutuhan itu sedang dialami anak. Kita hanya bisa mengarahkan dan mengawasi dengan seksama.

2. Kurang terbuka pada pada Orang Tua
Saat orang tua bertanya “Gimana sekolahnya?” anak menjawab “biasa saja”, menjawab dengan malas, namun anehnya pada temannya dia begitu terbuka. Aneh bukan? Ini adalah ciri ke 2, nah pada saat ini dapat dikatakan figure orangtua tergantikan dengan pihak lain (teman ataupun ketua gang, pacar, dll). Saat ini terjadi kita sebagai orangtua hendaknya mawas diri dan mulai menganti pendekatan kita.

3. Menanggapi negatif
Saat anak mulai sering berkomentar “Biarin aja dia memang jelek kok”, tanda harga diri anak yang terluka. Harga diri yang rendah, salah satu cara untuk naik ke tempat yang lebih tinggi adalah mencari pijakan, sama saat harga diri kita rendah maka cara paling mudah untuk menaikkan harga diri kita adalah dengan mencela orang lain. Dan anak pun sudah terlatih melakukan itu, berhati-hatilah terhadap hal ini. Harga diri adalah kunci sukses di masa depan anak.

4. Menarik diri
Saat anak terbiasa dan sering Menyendiri, asyik dengan duniannya sendiri, dia tidak ingin orang lain tahu tentang dirinya (menarik diri). Pada kondisi ini kita sebagai orangtua sebaiknya segera melakukan upaya pendekatan yang berbeda. Setiap manusia ingin dimengerti, bagaimana cara mengerti kondisi seorang anak? Kembali ke 3 hal yang telah saya jelaskan. Pada kondisi ini biasanya anak merasa ingin diterima apa adanya, dimengerti – semengertinya dan sedalam-dalamnya.

5. Menolak kenyataan
Pernah mendengar quote seperti “Aku ini bukan orang pintar, aku ini bodoh”, “Aku ngga bisa, aku ini tolol”. Ini hampir sama dengan nomor 4, yaitu kasus harga diri. Dan biasanya kasus ini (menolak kenyataan) berasal dari proses disiplin yang salah. Contoh: “masak gitu aja nga bisa sih, kan mama da kasih contoh berulang-ulang”.

6. Menjadi pelawak
Suatu kejadian disekolah ketika teman-temannya tertawa karena ulahnya dan anak tersebut merasa senang. Jika ini sesekali mungkin tidak masalah, tetapi jika berulang-ulang dia tidak mau kembali ke tempat duduk dan mencari-cari kesempatan untuk mencari pengakuan dan penerimaan dari teman-temannya maka kita sebagai orang tua harap waspada. Karena anak tersebut tidak mendapatkan rasa diterima dirumah, kemanakah orangtua?

Penulis : Timothy Wibowo
Sumber : http://www.pendidikankarakter.com/.

Peran Pendidikan Karakter Dalam Melengkapi Kepribadian.


Peran Pendidikan Karakter Dalam Melengkapi Kepribadian.
Apa Itu Karakter?
Dennis Coon dalam bukunya Introduction to Psychology : Exploration and Aplication mendefinisikan karakter sebagai suatu penilaian subyektif terhadap kepribadian seseorang yang berkaitan dengan atribut kepribadian yang dapat atau tidak dapat diterima oleh masyarakat. Karakter adalah jawaban mutlak untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik didalam masyarakat.


Beda Karakter dan Kepribadian (Sifat Dasar).


Kepribadian adalah hadiah dari Tuhan Sang Pencipta saat manusia dilahirkan dan setiap orang yang memiliki kepribadian pasti ada kelemahannya dan kelebihannya di aspek kehidupan sosial dan masing-masing pribadi. 

Pada awalnya, manusia itu lahir hanya membawa “personality” atau kepribadian. Secara umum kepribadian manusia ada 4 macam dan ada banyak sekali teori yang menggunakan istilah yang berbeda bahkan ada yang menggunakan warna, tetapi polanya tetap sama. Secara umum kepribadian ada 4, yaitu :
  1. Koleris : tipe ini bercirikan pribadi yang suka kemandirian, tegas, berapi-api, suka tantangan, bos atas dirinya sendiri.
  2. Sanguinis : tipe ini bercirikan suka dengan hal praktis, happy dan ceria selalu, suka kejutan, suka sekali dengan kegiatan social dan bersenang-senang.
  3. Phlegmatis :  tipe ini bercirikan suka bekerjasama, menghindari konflik, tidak suka perubahan mendadak, teman bicara yang enak, menyukai hal yang pasti.
  4. Melankolis : tipe ini bercirikan suka dengan hal detil, menyimpan kemarahan, Perfection, suka instruksi yang jelas, kegiatan rutin sangat disukai.


Di atas ini adalah teori yang klasik dan sekarang teori ini banyak sekali berkembang, dan masih banyak digunakan sebagai alat tes sampai pengukuran potensi manusia.


Nah, Karakternya dimana? Saat setiap manusia belajar untuk mengatasi dan memperbaiki kelemahannya, serta memunculkan kebiasaan positif yang baru, inilah yang disebut dengan Karakter. Misalnya, seorang dengan kepribadian Sanguin yang sangat suka bercanda dan terkesan tidak serius, lalu sadar dan belajar sehingga mampu membawa dirinya untuk bersikap serius dalam situasi yang membutuhkan ketenangan dan perhatian fokus, itulah Karakter.


Perbedaan Kepribadian dan Karakter pada Anak.

Kepribadian bukanlah karakter. Setiap orang punya kepribadian yang berbeda-beda. Nah dari ke 4 kepribadian tersebut, masing-masing kepribadian tersebut memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing. Misalnya tipe koleris identik dengan orang yang berbicara “kasar” dan terkadang tidak peduli, sanguin pribadi yang sering susah diajak untuk serius, phlegmatis sering kali susah diajak melangkah yang pasti dan terkesan pasif, melankolis terjebak dengan dilemma pribadi “iya” dimulut dan “tidak” dihati, serta cenderung perfectionis dalam detil kehidupan serta inilah yang terkadang membuat orang lain cukup kerepotan.

Tiap manusia tidak bisa memilih kepribadiannya, kepribadian sudah hadiah dari Tuhan sang pencipta saat manusia dilahirkan. Dan setiap orang yang memiliki kepribadian pasti ada kelemahannya dan kelebihannya di aspek kehidupan social dan masing-masing pribadi.  Mudah ya, penjelasan ini.

Nah, karakter nya dimana? Saat tiap manusia belajar untuk mengatasi kelemahannya dan memperbaiki kelemahannya dan memunculkan kebiasaan positif yang baru maka inilah yang disebut dengan karakter. Misalnya, seorang koleris murni tetapi sangat santun dalam menyampaikan pendapat dan instruksi kepada sesamanya, seorang yang sanguin mampu membawa dirinya untuk bersikap serius dalam situasi yang membutuhkan ketenangan dan perhatian fokus. Itulah Karakter. Pendidikan Karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian dan lain-lainnya. Dan itu adalah pilihan dari masing-masing individu yang perlu dikembangkan dan perlu di bina, sejak usia dini (idealnya).

Karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa dibeli dan karakter tidak bisa ditukar. Karakter harus DIBANGUN dan DIKEMBANGKAN secara sadar hari demi hari dengan melalui suatu PROSES yang tidak instan. Karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir yang tidak dapat diubah lagi seperti sidik jari.

Banyak saya perhatikan bahwa orang-orang dengan karakter buruk cenderung mempersalahkan keadaan mereka. Mereka sering menyatakan bahwa cara mereka dibesarkan yang salah, kesulitan keuangan, perlakuan orang lain atau kondisi lainnya yang menjadikan mereka seperti sekarang ini. Memang benar bahwa dalam kehidupan, kita harus menghadapi banyak hal di luar kendali kita, namun karakter Anda tidaklah demikian. Karakter Anda selalu merupakan hasil pilihan Anda.

Ketahuilah bahwa Anda mempunyai potensi untuk menjadi seorang pribadi yang berkarakter, upayakanlah itu. Karakter, lebih dari apapun dan akan menjadikan Anda seorang pribadi yang memiliki nilai tambah. Karakter akan melindungi segala sesuatu yang Anda hargai dalam kehidupan ini.

Setiap orang bertanggung jawab atas karakternya. Anda memiliki KONTROL PENUH atas karakter Anda, artinya Anda tidak dapat menyalahkan orang lain atas karakter Anda yang buruk karena Anda yang bertanggung jawab penuh. Mengembangkan karakter adalah TANGGUNG JAWAB pribadi Anda.



Mengapa Seorang Anak Butuh Pendidikan Karakter?


Pada dasarnya, pada perkembangan seorang anak adalah mengembangkan pemahaman yang benar tentang bagaimana dunia ini bekerja, mempelajari ”aturan main” segala aspek yang  ada di dunia ini . Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter


Ada 3 Cara Mendidik Karakter Anak:
  1. Ubah Lingkungannya, melakukan pendidikan karakter dengan cara menata peraturan serta konsekuensi di sekolah dan dirumah.
  2. Berikan Pengetahuan, memberikan pengetahuan bagaimana melakukan perilaku yang diharapakan untuk muncul dalam kesehariannya serta diaplikasikan.
  3. Kondisikan Emosinya, emosi manusia adalah kendali 88% dalam kehidupan manusia. Jika mampu menyentuh emosinya dan memberikan informasi yang tepat maka informasi tersebut akan menetap dalam hidupnya.



Karakter apa yang perlu ditumbuhkan dan dibentuk dalam diri anak?
  1. Karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya
  2. Kemandirian dan Tanggung Jawab
  3. Kejujuran atau Amanah, Diplomatis
  4. Hormat dan Santun
  5. Dermawan, Suka Tolong Menolong & Gotong Royong
  6. Percaya Diri dan Pekerja Cerdas
  7. Kepemimpinan dan Keadilan
  8. Baik dan Rendah Hati
  9. Karakter Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan.


“Banyak orang tahu apa yang baik, berbicara mengenai kebaikan namun melakukan yang sebaliknya”
 

Penulis : Timothy Wibowo
Sumber : http://www.pendidikankarakter.com/.

Tafsir Konstruktif Kurikulum 2013.




Tahun pelajaran 2013/2014, pemerintah akan menerapkan kurikulum 2013 secara bertahap dan terbatas (Kompas, 6/5/13). Menurut kemdikbud Kurikulum SMA/MA dirancang untuk memberikan kesempatan kepada siswa belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan kelompok peminatan, pilihan lintas minat, dan/atau pilihan pendalaman minat.


Tulisan ini mencoba menganalisis kurikulum 2013 SMA/MA berdasarkan dokumen yang dikeluarkan oleh Kemdikbud dan ditrianggulasi dengan teori dan pengalaman mengajar.


Kurikulum 2013 memiliki beberapa keunggulan:
  • Pertama, berisi kompetensi inti yang menyatakan kualitas yang harus dimiliki siswa yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari siswa untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi inti menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. (Dokumen Kurikulum 2013)
  • Kedua, mengandung kompetensi dasar yaitu kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai siswa. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. (Dokumen Kurikulum 2013)
  • Ketiga, kurikulum 2013 berisi kompetensi inti dan dasar yang bernuansa religius dan ‘memaksa’ guru untuk ‘belajar lagi’ nilai nilai agama. Mungkin saja selama ini sebagian guru jarang ‘bertausyiah’ mengajak berbuat kebaikan dan menjalankan ajaran agama secara benar. Guru bukan hanya sebagai pendidik profesional tetapi juga sebagai ‘mubalig’. Ini terlihat dari kompetensi inti untuk seluruh mata pelajaran: menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya: menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya (Dokumen kurikulum 2013).
  • Keempat, peminatan dimulai pada kelas X: bertujuan (1) untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan minatnya dalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi, dan (2) untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau keterampilan tertentu.
  • Kelima, buku babon untuk guru dan siswa disiapkan pemerintah. Tentu saja ini akan meringan beban siswa dan guru yang selama ini memang ‘pelit’ memiliki buku dan memberi peluang yang sama pada siswa dan buku untuk belajar.
  • Keenam, membuat ‘bahagia’ guru biasa meng-copy-paste silabus dan RPP hanya mengubah identitas sekolah dan diri. Karena semua silabus dan RPP sudah disiapkan oleh pemerintah.
  • Ketujuh, kurikulum 2013 membuang mata pelajaran TIK dan ‘mengumumkan bahwa semua proses pembelajaran berbasis TIK. Ini mengindikasikan bahwa kurikulum ini berubah mengikuti perkembangan tehnologi informasi. Dan memang sudah waktunya proses pembelajaran ‘jadul’ diganti dengan digital.



Kurikulum 2013 juga memiliki kekurangan:
  • Pertama, menempatkan guru sebagai ‘pekerja ulung’ karena tugas guru ‘hanya’ mengajar. Guru tidak perlu lagi merencanakan, merumuskan dan menyiapkan pembelajaran: silabus, RPP. Semuanya sudah disiapkan pemerintah. Kelihatannya, sebagian guru ‘mulai’ tersenyum khususnya guru yang ‘tidak pernah’ membuat perencanaan itu. Selama ini guru sudah ‘manja’ menjadi lebih manja. ‘Orang manja’ bisa kurang kreatif karena dia tidak pernah berpikir untuk merencanakan, menyiapkan sesuatu, tugas dia hanya menjalankan apa yang ada. Idealnya guru diposisikan sebagai perencana, pemikir sekaligus pelaksana.
  • Kedua, terlalu dini ‘mengarahkan’ proses pembelajaran yang akan berisi mengamati (menyimak, melihat, membaca, mendengar), menanya, menalar, mencoba, mengkomunikasikan. Tanpa memiliki data, tanpa ‘berunding’ dengan guru apakah cara ini cocok atau tidak dengan kondisi sekolah.
  • Ketiga, Penambahan beban belajar dari 38 jam menjadi 42 jam perminggu untuk kelas X dan 44 jam untuk kelas XI dan XII dan jumlah jam ini belum termasuk tambahan mata pelajaran PAI untuk madrasah akan memunculkan masalah lain. Tentu saja, konsekwensi dari penambahan beban belajar ini akan menambah ‘beban’ pula pada siswa.
  • Keempat, peminatan kurikulum 2013 ‘bisa membahayakan’ masa depan siswa. Sebagian dari kita mungkin saja ‘minat’ di IPA tetapi kuliah di jurusan IPS atau bekerja di ‘jurusan bahasa’. Atau minat di IPS tapi kuliah dijurusan bahasa, dsb. Ini bisa lancar karena di kelas X, kita belajar semua mata pelajaran baik IPA, IPS dan bahasa tetapi kurikulum 2013, itu tidak terjadi, siswa ‘hanya’ belajar sesuai dengan minat siswa. Peminatan tidak selalu berbanding lurus dengan jurusan di perkuliahan maupun kerja.
  • Kelima, dirasakan bahwa persoalan pendidikan kita bukan terletak pada kuantitas jam belajar, tetapi terletak pada kualitas guru dalam menggunakan jam belajar yang tersedia dengan penuh makna. Berapapun jam yang ditambahkan, tidak akan berarti jika guru tidak bisa memanfaatkan secara maksimal. Jam pelajaran boleh ditambah asal guru ‘ditambah’ ilmunya dalam mendidik siswa. Kalau tidak sekolah akan menjadi ‘neraka’ bagi siswa karena kejenuhan, kebosanan, dll..
  • Keenam, Penjaskes diakui menjadi mata pelajaran wajib karena mata pelajaran ini akan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan bakat dalam olah raga. Disetujui pendapat banyak kalangan bahwa penjaskes seharusnya tidak dimasukan kedalam mata pelajaran inti karena waktu belajar yang dinilai tidak pas (berolah raga pada hari panas ‘terik’) dilihat dari waktu pembelajaran dan akan mengganggu mata pelajaran lain.
  • Ketujuh, harus disadari bahwa ada dua aktor utama untuk keberhasilan efektivitas pembelajaran: guru dan siswa. Kedua aktor ini aktor akan berinteraksi dalam proses pembelajaran yang didukung oleh kurikulum, sarana prasarana dll. Transformasi nilai yang merupakan ujung dari proses pembelajaran akan berhasil apabila guru bisa mengkomunikasikan materi pempelajaran secara komprehensif. Kalau tidak, pendidikan di sekolah akan dikalahkan oleh media media lain yang menarik dalam ‘mencari ilmu’. Untuk itu benahi komunikasi guru dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik benar benar menikmati proses itu sehingga nilai nilai yang dimaksud bisa ditransform secara seksama. Ini yang kurang diakomodir dalam kurikulum 2013.



Tulisan ini bukan pada posisi setuju atau tidak setuju dengan kurikulum 2013, tetapi hanya untuk memperkaya pemahaman tentang kurikulum ini. Maklumlah seorang guru!

Penulis : Amri Ikhsan
Sumber : http://edukasi.kompasiana.com/, 13 Mei 2013, 20:38 WIB

Selasa, 07 Mei 2013

Untuk Pengembangan Karakter Positif Anak, Pilih Tayangan Tom and Jerry atau Upin-Ipin?



Jika Anda dihadapkan pada pilihan, Tom and Jerry atau Upin dan Ipin sebagai tayangan televisi untuk anak, mana yang bakal Anda pilih? Psikolog Sani B Hermawan menyarankan Upin dan Ipin.

Psikolog yang juga Direktur Lembaga Daya Insani itu menuturkan, tayangan Tom and Jerry meski menghibur tapi tidak semua episodenya baik untuk anak. Apalagi buat anak yang masih belum bisa membedakan mana yang fantasi, dan mana yang bukan.

"Tayangan itu ada yang bermuatan kekerasan, dan bagi yang belum remaja sebaiknya tidak menonton dulu," tutur Sani beralasan.

Sementara Upin dan Ipin terasa sangat dekat dan baik karena mengupas sisi keseharian. Dalam beberapa hal juga mengandung unsur edukatif yang memberi efek positif.


Mesti diakui bahwa tontonan televisi bagaimana pun membawa dua sisi, yakni positif dan negatif. Oleh karena itu, setiap kali anak menonton televisi, orangtua dianjurkan untuk turut menemani dan memberi bimbingan.

"Tayangan yang negatif itu kalau ada unsur kekerasan, misteri, pornografi, dan sensualitas, yang dengan mudah masuk ke dalam diri anak, lalu menganggapnya wajar," papar Sani.

Di usia tumbuh kembangnya, dari usia bayi sampai 10 tahun, tontonan sangatlah berpengaruh. Anak-anak biasanya merekam warna dan tindak-tanduk karakter yang ditonton.

Dokter anak asal Boston Hospital, Claire McCarthy, menganjurkan agar anak menonton tayangan televisi, terutama yang edukatif, dua sampai tiga jam sehari. Ini memberi efek positif pada perkembangan anak.

Akan lebih baik lagi jika orangtua kemudian bertanya apa yang diperoleh anak dari tayangan itu, dan menunjukkan yang benar. Bimbingan ini menjadi penting agar tidak ada kesalahan dalam mengartikan maksud dari setiap aksi karakter dalam tayangan.

"Jangan sampai lebih dari tiga jam atau menonton dalam durasi yang lama, karena tidak baik untuknya, akan menurunkan daya konsentrasi," tambahnya.

Penulis : Felicitas Harmandini 
Editor : Dini
Sumber : http://female.kompas.com/, Selasa, 7 Mei 2013, 18:43 WIB

Sabtu, 04 Mei 2013

Untung Pesat Dari Bisnis Miniatur.



Orang yang sukses adalah orang yang jeli terhadap peluang bisnis di sekitarnya. Di tangan orang kreatif, bahan-bahan yang dianggap remeh-temeh bisa disulap menjadi bisnis dengan untung yang menggunung.

Ya, bahan remeh-temeh yang dimaksud adalah campuran antara tepung terigu, pengawet kue dan lem, atau clay. Dalam arti sesungguhnya, clay adalah tanah liat. Liat di sini berarti sifat bahan tersebut mudah dibentuk sesuai dengan keinginan pembuatnya. Ide bisnis clay muncul karena terinspirasi dari tanah liat yang bisa dibentuk sesuai dengan kreasi si pembuat.

Namun seiring dengan susahnya mendapatkan tanah liat dan harus berkotor-kotor untuk membuat kreasi, kini ada bahan yang mudah didapat, bersifat seperti tanah liat dan tentunya bersih dari kotoran. Itulah clay.

"Saya ini awalnya sekolah interior dan suka memerhatikan detail ruangan yang kosong. Agar enak dilihat, makanya ruangan harus diisi dengan pernik-pernik. Ide usaha bermula dari situ dan saya mulai mencari ide bisnis soal miniatur," kata pemilik usaha Clay, May Kartanegara.


Pada dasarnya, pernak-pernik clay ini menekankan miniatur yang unik dan lucu. Semakin kecil kreasi dari clay ini, maka semakin tinggi nilai seninya. May akhirnya mencoba kreasi membuat miniatur ikan koi yang diletakkan dalam sebuah toples kecil. Keinginannya membuat miniatur clay dengan bentuk ikan koi karena May hobi memelihara ikan koi.

"Lagi pula dalam kepercayaan kami, ikan koi merupakan lambang panjang umur. Kebetulan ada teman yang sedang ulang tahun dan saya menghadiahi miniatur ikan koi tersebut," tambahnya.

Kesuksesan bisnis miniatur dari caly yang dijalankan May Kartanegara berawal dari pemasaran dari mulut ke mulut teman-temannya.


Banyak teman May yang menyukai miniatur yang dibuat itu. Untuk itu, teman-temannya meminta May membuat bentuk lain . Tawaran tersebut kemudian berlanjut, hingga sampai ada pemesan yang meminta dibuatkan miniatur produk-produk yang tersedia di supermarket, makanan dan lain-lain.

"Biasanya lebih sering menerima pesanan dari orang lain. Ada juga pemilik supermarket besar yang ingin dibuatkan produk-produk yang dijualnya dan ditaruh di troley," jelasnya.

May menganggap bahwa ide bisnisnya ini awalnya hanya sekadar iseng. Dia sebenarnya hanya ingin menguji kesabaran dirinya dalam melakukan sesuatu pekerjaan. Sebab, dibutuhkan kesabaran super dalam saat membuat miniatur clay ini. Karena, setiap bentuk miniatur memiliki tantangan dan tentu saja menuntut kesabaran yang berbeda.

Harga miniatur clay yang dibuatnya pun bervariasi, mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 3,5 juta. May juga pernah membuat miniatur dari clay dalam bentuk pasar tradisional lengkap, seharga Rp 9 juta. "Ada yang satu jam selesai, tapi ada juga yang sampai dua hari," jelasnya.

Karena permintaan terus berdatangan, maka untung yang didapat May pun membesar. Dalam sebulan, omsetnya bisa Rp 40 juta. Dia pun lantas membuat usaha dengan bendera Tiny and Co.


Kebiasaan May Kartanegara membuat miniatur ini tidak lantas disimpannya sendiri. Dia pun membuka toko di Plaza Indonesia Jakarta sekaligus membuka workshop atau pelatihan membuat miniatur clay.

"Dengan workshop tersebut, anak-anak hingga orang dewasa bisa belajar membuat kreasi sendiri dan bisa menghadiahkan kepada orang yang disukanya," tambahnya.

Untuk biaya pelatihannya, May mengenakan tarif seharga Rp 75.000 per jam. "Nantinya kita akan dibimbing membuat miniatur untuk level pemula. Tapi bagi yang sudah ahli, maka hal ini bisa menjadi tambahan ilmu. Bahkan ada yang hanya ingin mengintip saya dalam membuat kreasi dan mereka langsung bisa membuatnya," tambahnya.

Bahan membuat clay ini memang khusus impor dari Jepang. Tidak takut ide bisnisnya dicuri oleh orang lain, May pun terus membuat kreasi-kreasi yang membuat orang makin tercengang. "Kami membuat miniatur yang menonjolkan tekstur warna dan bentuk semirip aslinya. Itulah yang membuat kami terus bertahan sampai sekarang," kata pencetus clay di Indonesia ini.


Penulis : Didik Purwanto 
Editor :Bambang Priyo Jatmiko
Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/, Sabtu, 4 Mei 2013, 15:03 WIB

Pengemis Terlalu Dimanjakan Masyarakat !


Pengemis Terlalu Dimanjakan Masyarakat

Pemerintah mengklaim banyaknya jumlah gelandangan dan pengemis di jalanan tidak semata-mata disebabkan kurang sigapnya pemerintah dalam mengatasi masalah tersebut, tetapi karena masih ada segelintir masyarakat yang masih "memanjakan" mereka dengan memberikan uang.

Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan Miftahul Huda yang mengatakan salah satu bentuk nyata dukungan untuk memberantas gelandangan dan pengemis di jalanan adalah dengan cara tidak memberikan mereka uang.

"Kita harapkan kepada masyarakat untuk tidak memberikan uang kepada mereka agar berkurang secara alami tidak ada kejar-kejaran," kata Miftahul melalui siaran persnya pada Sabtu (4/5/2013).

Miftahul menerangkan, operasi terhadap para pengemis di wilayah Jakarta Selatan, tidak membuat persebarannya berkurang. Justru para pengemis itu beroperasi di tempat baru, yaitu di sekitar jembatan penyebrangan orang (JPO), dari sebelumnya di sekitar lampu merah.

"Kami sudah tempatkan satgas di titik rawan seperti perempatan lampu merah. Mereka hilang, tapi sekarang pindah di jembatan penyeberangan orang. Kemarin kami angkut 12 orang pengemis di 4 JPO sepanjang Jalan Jendral Sudirman," jelasnya.

Untuk wilayah Jakarta Selatan, selama bulan Januari hingga April sudah ada 273 penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Adapun PMKS yang terjaring paling banyak masih didominasi Joki 85 orang, pengemis 51 orang, dan gelandangan dan pemulung.

Penulis : Alsadad Rudi 
Editor :Bambang Priyo Jatmiko
Sumber : http://megapolitan.kompas.com/, Sabtu, 4 Mei 2013, 15:47 WIB

Jumat, 03 Mei 2013

Linus Nara Pradhana, Siswa kelas VIII SMP Kristen Petra 5 Pencipta : "Helm Pencegah Gegar Otak"



Di saat anak seusianya senang bermain, Linus Nara Pradhana (14) justru giat bereksperimen. Penemuannya, helm dengan sistem endoterm untuk mencegah gegar otak saat terjadi benturan, menyabet penghargaan nasional sekaligus internasional.

Siswa kelas VIII SMP Kristen Petra 5 Surabaya ini memiliki gagasan out of the box sehingga menghasilkan penemuan sederhana, tetapi sangat bermanfaat. Helm yang diciptakan memiliki sistem pendingin di dalam bantalan untuk mengantisipasi perdarahan di bagian kepala.

”Harapannya, helm ini bisa menjadi alat pertolongan pertama bagi korban kecelakaan sebelum dibawa ke rumah sakit,” kata Nara, demikian ia biasa dipanggil, ketika ditemui di rumahnya di kawasan Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (27/4/2013).

Hasil kreasi Nara ini mengantarnya menjadi finalis Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) akhir Februari lalu. Hak paten temuan ini telah didaftarkan dan akan diproduksi secara massal oleh produsen helm PT Sentral Bahana Ekatama di Surabaya.

Nara membutuhkan waktu lima bulan untuk merealisasikan ide awalnya menjadi helm bernama Cool Impact tersebut. Dengan bantuan ayahnya, Gunawan Siswoyo (54), Nara melakukan penelitian di tiga lokasi, yakni laboratorium SMP Kristen Petra 5, PT Sentral Bahana Ekatama, dan Balai Konsultasi Industri.


Cara kerja

Bocah SMP Kembangkan Helm Pencegah Gegar Otak

Sistem pendingin helm ini terletak pada serbuk dan cairan kimia yang tercampur di dalam ruang bantalan pelindung saat terjadi benturan. Cairan kimia dikemas dalam plastik yang kekuatannya berbeda dengan plastik bungkus serbuk merah muda serupa garam.

Bahan plastik kemasan cairan kimia lebih mudah pecah dan berukuran kecil sehingga dapat disisipkan ke dalam plastik berbahan lebih kuat berisi serbuk. Jika terjadi benturan, plastik yang lebih kecil akan robek sehingga cairan kimia akan keluar membanjiri plastik berisi serbuk.

Saat cairan dan serbuk kimia bercampur, terjadi reaksi endotermik sehingga suhu di dalam helm yang semula 32,2 derajat celsius dapat turun menjadi 11,5 derajat celsius. Cairan dingin di dalam bantalan helm berfungsi sebagai pengompres kepala.

”Suhu dingin di dalam helm ini hanya bertahan 25 menit. Karena itu, sifatnya hanya sebagai pertolongan pertama,” ujar Nara. Ia tidak bersedia menyebut nama cairan dan serbuk kimia itu karena terikat kontrak dengan PT Sentral Bahana Ekatama.

Cairan dan serbuk dalam plastik dimasukkan ke bantalan helm di tiga sisi, yakni belakang, samping kiri, dan samping kanan. Penemuan bahan kimia itu tidak terlepas dari kontribusi Gunawan yang mengarahkan Nara untuk membaca beberapa literatur kimia.

Nara mengungkapkan, serbuk dan cairan kimia dalam bantalan tersebut hanya dapat berfungsi jika dipasang pada helm yang memenuhi standar keamanan. ”Kalau helmnya lepas atau pecah saat benturan, ya, sistem pendingin tidak berguna,” kata Nara yang bercita-cita menjadi pilot ini.

Nara telah memperhitungkan bahwa kekuatan benturan yang diperkirakan akan membahayakan kepala akan memecahkan plastik berisi cairan kimia. Nara telah menguji coba kekuatan benturan menggunakan semangka yang dimasukkan ke dalam tiga helm berbeda kualitas, kemudian dijatuhkan dari ketinggian 6 meter. Semangka itu diibaratkan kepala manusia.

Hasilnya, di helm pertama yang berkualitas rendah, semangka tidak pecah, tetapi helm pecah. Pada helm kedua dengan bahan memenuhi standar keamanan berkualitas sedang, semangka dan helm sama-sama tidak pecah. Di helm terakhir yang berkualitas tinggi, semangka pecah, tetapi helm tidak pecah.


Pengembangan


Helm pencegah gegar otak ini merupakan pengembangan dari helm berpendingin yang lebih dulu digagas saat Nara duduk di kelas VI SD. Nara berinisiatif menciptakan helm berpendingin karena merasa iba dengan ayahnya yang kerap merasa kepanasan saat menggunakan helm.

Helm berpendingin ini menggunakan gel sodium polyacrylate (biasa ditemukan dalam popok bayi dan pembalut wanita) yang diletakkan di atas tempurung helm dan dapat menampung air 100 mililiter. Adanya air, mampu menurunkan suhu di dalam helm hingga 21 persen.

Berkat helm berpendingin tersebut, Nara meraih medali emas dalam penghargaan International Exhibition for Young Inventors (IEYI) di Bangkok, Thailand, pertengahan 2012.

”Gara-gara helm sebelumnya jadi juara dan dikontrak PT Sentral Bahana Ekatama, Nara jadi senang bereksperimen dengan helm,” kata Gunawan, ayah sekaligus pembimbing penelitian Nara.

Apa yang diraih Nara sejauh ini memang tidak terlepas dari peran Gunawan yang berprofesi sebagai guru elektro dan karya ilmiah di SMP Kristen Petra 3 Surabaya. Sejak menginjak kelas II SD, Nara kerap ikut sang ayah ke laboratorium. Hal ini yang membuat Nara menyenangi eksperimen dan dunia penelitian.

”Ide awal selalu dari Nara. Saya hanya membantu mengarahkan Nara untuk mewujudkan ide-idenya itu,” ujar Gunawan yang mengaku menjadi ikut sibuk sejak anak sulungnya tersebut meraih penghargaan dalam berbagai perlombaan.

Penulis : Harry Susilo
Editor : Yunan
Sumber : Kompas Cetak, dikutip dari : http://sains.kompas.com/, Jumat, 3 Mei 2013,  09:38 WIB