Minggu, 16 Maret 2014

Kurang Riset, Startup India Cuma "Kemas Ulang" Teknologi dari Luar.


Ekosistem startup terus dibangun di India. Sejumlah permasalahan besar yang juga dihadapi entrepreneur Indonesia juga ditemukan di India, seperti ketersediaan mentor profesional dan kompeten, pendanaan, dan sebagainya.

Kris Gopalakrishnan

Dikatakan oleh Senapathy Gopalakrishnan atau yang dikenal sebagai Kris Gopalakrishnan (Executive Vice Chairman Infosys) bahwa ekosistem startup di negerinya masih menghadapi tantangan-tantangan berat. "Diperlukan pendanaan dalam beberapa tingkatan dan yang utama ialah mentoring. Itulah yang menjadi tantangan terberat kami di India,"ujar Kris dalam sebuah wawancara mengenai startup India dan entrepreneurship di negerinya.

Ia menjelaskan sebuah startup perlu menjalani proses agar bisa berkembang dari sebuah bisnis baru menjadi bisnis yang 'viable', kemudian bisnis yang menghasilkan keuntungan, lalu berkembang menjadi bisnis yang terus tumbuh dan akhirnya menjadi bisnis yang langgeng dan berkesinambungan.

Terkait kesediaan entrepreneur yang sudah berpengalaman untuk menjadi mentor, Kris mengatakan,"Belum banyak orang yang mau menjadi mentor bisnis bagi startup dan meskipun sudah ada beberapa yang bersedia, kami masih membutuhkan jumlah yang lebih banyak lagi dari jumlah yang ada sekarang".

Menurut Kris, India juga masih membutuhkan inkubator-inkubator bisnis bagi startup-startupnya. Di sini, katanya, para entrepreneur muda bisa saling berbagi pengalaman dan pengetahuan. "Mungkin Anda sudah lebih dulu menjalankan startup dibandingkan yang lain. Nah, Anda bisa membagikan kiat dan saran di sana bagi yang membutuhkan".

Meski masih menghadapi berbagai kendala, ia optimis dengan prospek startup India di masa mendatang. "Dibandingkan dengan masa saat saya mulai bekerja di Infosys, tingkat kepercayaan diri lebih tinggi saat ini. Jumlah (entrepreneur) juga makin banyak. Makin banyak pula pendanaan ventura saat ini dibandingkan dulu". Dulu bahkan tidak ada satu orang pun mau mendukung dalam hal finansial, kenang entrepreneur andal yang turut mendirikan Infosys di tahun 1981 itu.

Keterbatasan dana juga membuat startup-startup India tidak bisa menghasilkan produk yang inovatif. "Mereka tidak bisa melakukan riset dan hanya mengemas ulang teknologi yang sudah ada dari luar untuk diadaptasikan dengan pasar domestik. Jadi tidak bisa dikatakan sama sekali baru,"jelasnya lagi.

Sumber : http://www.ciputraentrepreneurship.com/, 06 Februari 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar