Sabtu, 12 Januari 2013

Mengenal Konsep ESQ (Emotional Spiritual Quotient)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3ILwTWC9WFgsJ-V1cDermXsOkBZWx227TKAfzRmQPWgU8h4rxma8Tt03DEmdPGA94SItrE5578NnH6dexedUky13lnntKKjZ5NxWxa8aQLCJf70Ztmu8_MTjuKEhuw_x_uki2L22D0v8/s1600/Emotional+Spiritual+Quotient+%28ESQ%29.png

ESQ merupakan sebuah singkatan dari Emotional Spiritual Quotient yang merupakan gabungan EQ dan SQ, yaitu Penggabungan antara pengendalian kecerdasan emosi dan spiritual. Definisi, Emosional Spiritual Quotient (ESQ) Model adalah Model Kemampuan seseorang untuk memberi Makna Spiritual terhadap Pemikiran, Prilaku/Ahlak dan Kegiatan, serta Mampu Menyinergikan IQ (Intelegent Quotient) yang terdiri dari IQ Logika/Berpikir dan IQ Financial/Kecerdasan memenuhi kebutuhan hidupnya/keuangan, EQ (Emosional Quotient) dan SQ(Spiritual Quotient) secara KOMPREHENSIF.

Sekilas ESQ (Emotional & Spiritual Intelligence)


Manfaat yang bisa di dapat adalah tercapai nya keseimabangan antara hubungan Horizontal (manusia dengan manusia) dan Vertikal (manusia dan Tuhan). ESQ juga dapat membuat kita lebih percaya diri dalam melakukan suatu tindakan. 

Contoh model ESQ seseorang dalam kehidupan nyata adalah :
Badu bekerja di Perusahaan Otomotif sebagai BURUH. Tugasnya memasang & mengencangkan baut pada Jok Pengemudi. Tugas Rutin yg sdh dilakukan hampir 10 thn . Karena PENDIDIKAN hanya SLTP, sulit baginya meraih posisi Puncak. Menurut Badu Memasang & mengencangkan Baut pada Jok Pengemudi BUKAN Pekerjaan yang membosankan, Tetapi PEKERJAAN yang MULIA, karena Dia telah menyelamatkan ribuan orang yang mengemudikan mobil – mobil. Dia mengencang kuatkan seluruh kursi Pengemudi yang Mereka duduki, sehingga mereka sekeluarga selamat. Badu bekerja begitu giat, sedang upahnya tidak besar dan dia tidak melakukan mogok kerja untuk menuntut kenaikan upah, Karena Dia memahami keadaan ekonomi sulit dan perusahaan terkena imbas dan memahami keadaan Pimpinan Perusahaan yang sedang dalam Kesulitan. Kalau saya mogok kerja hanya akan memperberat masalah Perusahaan. Badu BEKERJA dengan PRINSIP MEMBERI, bukan untuk Perusahaan namun lebih kepada PENGABDIAN KEPADA TUHAN nya.

Kuliah Umum Ketua ESQ Leadership Centre, Dr. Ari Ginanjar Agustian, ESQ 



Agar tercipta HUBUNGAN YANG SEIMBANG antara HUBUNGAN MANUSIA dengan MANUSIA dan HUBUNGAN MANUSIA dengan TUHAN, maka DIPERLUKAN suatu POLA PEMAHAMAN dan PENGAMALAN yang sesuai dengan FITRAH MANUSIA sebagaimana Hadist ROSULULLAH SAW, yaitu “Bukanlah sebaik-baik kamu orang yang bekerja untuk dunianya saja tanpa akhiratnya, dan tidak pula orang-orang yang bekerja untuk akheratnya saja dan meninggalkan dunianya. Dan sesungguhnya, sebaik-baiknya kamu adalah orang yang bekerja untuk akhirat (Tuhan) dan untuk Dunia”. Pola Pemahaman dan Pengamalan itu adalah ESQ MODEL atau Pola Hidup berdasarkan PRINSIP KESEIMBANGAN antara KEPENTINGAN Akherat dan Dunia
  1. Howard Chandler Christy, menyatakan bahwa ”Setiap pagi saya menghabiskan lima belas menit untuk mengisi pikiran saya khusus untuk Tuhan. Dan dengan demikian tiada ruang kosong untuk berpikir cemas”.
  2. Marian Anderson berkata ”Doa berawal ketika kemampuan manusia berakhir”.
  3. Gary Gulbranson pernah berujar bahwa ”Tuhan lebih memperhatikan siapa diri anda daripada apa yang anda kerjakan, dan Dia lebih memperhatikan apa yang anda kerjakan dari pada di mana anda mengerjakannya”.
  4. J A Spender berkata ”Takut kepada Tuhan ya, tetapi janganlah ketakutan kepada – Nya”.
  5. Iqbal pernah berkata bahwa ”Menyembah Tuhan Yang Esa (meskipun sulit) akan menyelamatkanmu dari menyembah tuhan-tuhan lainnya. Angkatlah diri anda ke tingkat yang Tuhan sendiri memintanya dari anda sesuai dengan yang anda inginkan sebelum menulis takdir anda”.
  6. Benjamin Franklin mengungkapkan bahwa ”Bekerjalah seolah-oleh engkau akan hidup seratus tahun lagi; Berdoalah seolah-olah engkau akan meninggal esok hari”.

Belenggu-belenggu Suara Hati adalah :
  1. PRASANGKA atau DUGAAN, Oleh karena itu, hindarilah selalu BERPRASANGKA buruk, upayakan berprasangka BAIK kepada orang lain. 
  2. PRINSIP/PEDOMAN/ATURAN/PAHAM/AJARAN HIDUP, Oleh sebab itu, Berprinsiplah selalu kepada ALLAH YANG MAHA ABADI. 
  3. PENGALAMAN, Maka, bebaskan diri kita dari pengalaman- pengalaman yang membelenggu pikiran, dan berpikirlah merdeka.
  4. KEPENTINGAN/PRIORITAS, dengarlah SUARA HATI, peganglah Prinsip Karena Allah, berpikirlah MELINGKAR, sebelum menentukan KEPENTINGAN & PRIORITAS.
  5. SUDUT PANDANG, Oleh karena itu, maka lihatlah dari semua SUDUT PANDANG secara BIJAKSANA, dan berdasarkan semua SUARA HATI.
  6. PEMBANDING, Albert Einstein pernah berkata, bahwa “ SUATU PERMASALAHAN TIDAK DAPAT DIPECAHKAN DENGAN SUATU PEMIKIRAN YANG TERCIPTA, KETIKA PERMASALAHAN ITU TERJADI”. Karena itu, periksalah pikiran kita terlebih dahulu sebelum MENILAI segala sesuatu, jangan melihat SESUATU karena PIKIRAN kita, tetapi LIHATLAH SESUATU karena apa ADANYA.
  7. LITERATUR, Maka dari itu, janganlah kita TERBELENGGU oleh LITERATUR – LITERATUR, berpikirlah dengan MERDEKA, jadilah orang yang BERHATI “ UMMI”.

Dengan membebaskan diri kita dari belenggu-belenggu yang mengganggu dan menghambat pengembangan potensi diri kita, seperti belenggu prasangka negative, belenggu prinsip-prinsip hidup yang menyesatkan, belenggu pengalaman yang mempengaruhi pemikiran kita, belenggu kepentingan dan prioritas yang egois, belenggu sudut pandang yang sempit, belenggu pembanding-pembanding yang bersifat Subyektif dan belenggu literature yang menyesatkan, kita akan menjadi orang yang merdeka dan orang yang berhati fitrah atau bersih yang siap menerima sifat Ketuhanan. 

Spiritual Quotient (SQ) yang dihasilkan dari pemahaman dan pengamalan prinsip Ikhsan, dengan menerima sifat Ketuhanan melahirkan 7 Inti Nilai  (Core Values),  yaitu :
  • Jujur
  • Tanggung Jawab
  • Disiplin
  • Kerja Sama
  • Adil
  • Visioner atau Pendangan/Wawasan Jauh ke Depan
  • Peduli

Emotional Quotient (EQ) adalah kecerdasan emosi seseorang bila berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain, seperti inisiatif, ketangguhan, optimism, kemampuan beradaptasi seseorang dll. Emotional Quotient (EQ) dapat dibangun dan dikembangkan kemampuannya lewat ESQ (Emotional Spiritual Quotient) Model, yaitu dengan memahami dan mengamalkan iman dalam kehidupan sehari-hari.

Pemahaman dan pengamalan Prinsip Rukun Iman yang Pertama, yaitu Iman kepada Allah atau Star Prinsiple adalah :
  • Kita akan lebih bijaksana dalam berhubungan dengan orang lain dan alam semesta;
  • Kita akan mempunyai Integritas berupa kegigihan dalam bekerja dan mempunyai kemampuan dalam bidang keahliannya;
  • Kita akan mempunyai rasa aman atas setiap apa yang kita kerjakan;
  • Kita akan mampu beradaptasi menghadapi situasi yang terus berubah;
  • Kita akan mempunyai kepercayaan diri yang besar;
  • Kita akan mempunyai Instuisi yang tajam;
  • Kita akan mempunyai sumber motivasi yang tidak akan luntur.

Pemahaman dan pengamalan Prinsip Rukun Iman yang Kedua, yaitu Iman kepada Malaikat Allah atau Angel Prinsiple adalah :
  • Kita akan mampu bekerja dengan sebaik-baiknya, sepenuh hati, memiliki kesetiaan yang tiada tara, bekerja tanpa kenal lelah dan tidak memiliki kepentingan lain selain menyelesaikan pekerjaan yang diberikan hingga tuntas;
  • Kita akan memiliki Integritas dan Loyalitas (Kesetiaan) yang tinggi;
  • Kita akan memiliki komitmen (pegang janji) yang tinggi;
  • Kita akan memiliki saling percaya yang tinggi kepada sesama manusia;
  • Kita akan memiliki kegigihan dalam berusaha (Kausalitas upaya) untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal atau baik.

Pemahaman dan pengamalan Prinsip Rukun Iman yang Ketiga, yaitu Iman kepada Rosul Allah atau Leadership Prinsiple adalah :
  • Kita akan mampu menjadi pemimpin yang dicintai;
  • Kita akan mampu menjadi pemimpin yang dipercaya;
  • Kita akan mampu menjadi pemimpin sekaligus pembimbing;
  • Kita kan mampu menjadi pemimpin yang berkepribadian;
  • Kita akan mampu menjadi pemimpin yang abadi, seperti Rusulullah Muhammad SAW

Pemahaman dan pengamalan Prinsip Rukun Iman yang Keempat, yaitu Iman kepada Kitab Allah atau Learning Prinsiple adalah :
  • Kita akan selalu belajar atau membaca;
  • Kita akan selalu mencari kebenaran;
  • Kita akan selalu berpikir kritis;
  • Kita akan selalu mengevaluasi diri kita dan menyempurnakannnya (up grade) diri kita untuk mencapai kesempurnaan;
  • Kita akan selalu mencari pedoman atau ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh Allah

Pemahaman dan pengamalan Prinsip Rukun Iman yang Kelima, yaitu Iman kepada Hari Akhir atau Vision Prinsiple adalah :
  • Kita akan selalu berorientasi pada tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang;
  • Kita akan selalu berusaha mengoptimalkan upaya atau usaha untuk mencapai tujuan kita;
  • Kita akan selalu mempunyai pengendalian diri dan social;
  • Kita akan selalu mempunyai jaminan masa depan;
  • Kita akan selalu mempunyai ketenangan batiniah.

Pemahaman dan pengamalan Prinsip Rukun Iman yang Keenam, yaitu Iman kepada Hari Qodho dan Qodhar Allah atau Well Organized Prinsiple adalah :
  • Kita akan selalu memulai pekerjaan dengan menentukan tujuan akhir terlebih dahulu;
  • Kita akan selalu melaksanakan semua kegiatan atau aktivitas melalui proses tahap demi tahap;
  • Kita akan selalu meyakini adanya kepastian Hukum Alam dan Hukum Sosial;
  • Kita akan selalu berorientasi pembentukan system yang selalu bersinergi dengan system buatan Allah;
  • Kita akan selalu dalam membuat system meneladani system managemen alam semesta;
  • Kita akan selalu berorientasi pada pemeliharaan system yang sudah baik dengan menjaga sinergi.


Setelah kita paham dan mengamalkan Prinsip Ikhsan dan Rukun Iman atau SQ dan EQ dalam diri kita dan kita berada pada posisi telah memiliki pegangan atau prinsip hidup yang kokoh dan jelas, maka kita bias dikatakan telah memiliki Ketangguhan Pribadi atau Personal Stength.

Ciri kita telah memiliki ketangguhan pribadi adalah jika :
  • Tidak terpengaruh oleh lingkungannya yang terus berubah dengan cepat;
  • Tidak goyah meski diterpa badai sekeras apapun;
  • Mampu untuk mengambil suatu keputusan yang bijaksana dengan menyelaraskan prinsip atau pedoman hidup yang dianut dengan kondisi lingkungan, tanpa harus kehilangan pegangan atau pedoman hidup;
  • Mempunyai prinsip dari dalam diri yang mengalir ke luar, bukan dari luar dirinya masuk ke dalam diri;
  • Mampu mengendalikan pikirannya sendiri ketika berhadapan dengan situasi yang menekan;
  • Mempunyai kemerdekaan dari berbagai belenggu yang menyesatkan penglihatan dan pikiran serta terbebas dari paradigm yang keliru;
  • Mampu untuk memilih respon atau reaksi yang sesuai dengan prinsip yang dianut;
  • Memiliki pedoman yang jelas dalam mencari tujuan hidup dan tetap fleksibel serta bijaksana dalam menghadapi berbagai realitas kehidupan yang riil;
  • Mampu keluar dari dalam diri untuk melihat dirinya sendiri dari luar, sehingga mampu bersikap adil dan terbuka pada dirinya dan orang lain.

Kita  dikatakan tangguh secara pribadi, jika kita telah memiliki EQ yang paripurna, yaitu kita telah memiliki dan paham serta mengamalkan 6 (enam) prinsip moral atau rukun Iman, yaitu :
  • Kita telah memiliki, memahami dan mengamalkan prinsip dasar Tauhid (Star Principle), yaitu berprinsip hanya kepada Allah atau mempunyai Spiritual Commitment;
  • Kita telah memiliki, memahami dan mengamalkan prinsip Kepercayaan (Angel Principle), berupa komitmen seperti malaikat atau Spiritual Integrity;
  • Kita telah memiliki, memahami dan mengamalkan prinsip Kepemimpinan (Leadership Principle), berupa meneladani Nabi dan Rosul atau Spiritual Leadership;
  • Kita telah memiliki, memahami dan mengamalkan prinsip Pembelajaran (Lerning Principle), berpa berpedoman pada Al – Qur’an atau Continuous Improvement;
  • Kita telah memiliki, memahami dan mengamalkan prinsip Masa Depan (Vision Principle), berupa beriman pada hari Kemudian atau Spiritual Vision;
  • Kita telah memiliki, memahami dan mengamalkan prinsip Keteraturan (Well Organized Principle), berupa ikhlas pada Ketentuan dari Allah SWT atau Rules.

Agar Konsep SQ dari pemahaman dan pengamalan Ikhsan atas Asmaul Khusna dan Konsep EQ dari pemahaman dan pengamalan Rukun Iman kita, dapat diimplementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga misi penciptaan kita sebagai Manusia di Muka Bumi yaitu beribadah kepada Allah SWT dan tugas yang diemban kita sebagai manusia di alam semesta sebagai Khalifah atau pengelola atau penguasa alam semesta tercapai, maka diperlukan konsep Aplikasi Penggabungan IQ, EQ dan SQ dalam kegiatan operasional sehari-hari kita sebagai manusia. Konsep tersebut dikenal dengan Rukun Islam, yang terdiri dari :
a)    2 (dua) Kalimat Syahadat (Mission Statement/Penetapan Misi)
b)   Sholat (Character Building/Pembangunan Karakter/sifat/tabiat)
c)    Puasa (Self Controlling/Pengendalian diri)
d)   Zakat (Strategic Collaboration/Sinergi)
e)    Haji (Total Action/Aplikasi Total)

Pemahaman dan pengamalan Konsep Rukun Islam yang merupakan konsep Aplikasi Penggabungan IQ, EQ dan SQ dalam kegiatan operasional sehari-hari kita sebagai manusia adalah sebagai berikut :

Dengan Pemahaman dan pengamalan Konsep Rukun Islam yang Pertama yaitu 2 (dua) kalimat Syahadat (Mission Statement), maka dalam keseharian kita, akan terbentuk tabiat atau sifat atau kebiasaan sebagai berikut :
  • Kita akan dapat membangun misi Kehidupan, yaitu tiada Ilah (segala sesuatu yang dicintai, diikuti dan ditakuti) kecuali Allah dan Muhammad SAW adalah utusan atau tauladan atau Uswah dalam mengabdi kepada Allah SWT;
  • Kita akan membulatkan tekad kita dalam mencapai Visi kita, yaitu mencapai kebahagiaan dunia dan akherat dengan menjadikan kita rahmatan lil alamin atau memulai dengan tujuan akhir;
  • Kita akan dapat membangun visi kita yaitu menuju Allah atau Tuhan yang maha tinggi dengan menjadikan kita rahmatan lil alamin;
  • Kita akan dapat menciptakan wawasan kita dalam bekerja keras untuk menuju Allah dengan memelihara wawasan kita, seakan-akan ia anak-anak jiwa kita, rancangan untuk mencapai akhir kita;
  • Kita akan dapat mentransformasikan nilai spiritual atau asmaul husna ke dalam membumikan nilai spiritual atau asmaul khusna, sehingga tercipta akhlakul kharimah;
  • Kita akan mempunyai komitmen total untuk mencapai visi kehidupan yaitu mencapai kebahagiaan dunia dan akherat dengan menjadikan diri kita rahmatan lil alamin dan merealisasikan misi kita yaitu tiada illah (segala sesuatu yang dicintai, diikuti dan ditakuti) kecuali Allah dan Muhammad SAW adalah utusan atau tauladan atau Uswah dalam mengabdi kepada Allah SWT.

Dengan Pemahaman dan pengamalan Konsep Rukun Islam yang Kedua yaitu Sholat  (Character Bulding), maka dalam keseharian kita, akan terbentuk tabiat atau sifat atau kebiasaan sebagai berikut :
  • Kita akan mempunyai waktu untuk relaksasi atau istirahat menyegarkan diri atau menjernihkan pikiran;
  • Kita akan mampu membangun kekuatan afirmasi (penegasan kembali), yaitu kekuatan yang dapat memvisualisasikan prinsip hidup yang diperolehnya melalui rukun Iman, dan menyelaraskan antara nilai-nilai dasar keimanan (asmaul khusna) dengan realitas kehidupan atau kenyataan hidup yang harus dihadapi. Afirmasi atau penegasan kembali memiliki lima dasar yaitu pribadi, positif, masa kini, visual dan emosi;
  • Kita akan mampu meningkatkan kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ), yaitu kecakapan emosi dan spiritual, berupa konsistensi (istiqomah), kerendahan hati (tawadhu), berusaha dan berserah diri (tawakal), ketulusan atau sincerity (Keikhlasan), totalitas (Kaffah), keseimbangan (tawazun), integritas dan penyempurnaan (ikhsan), dan komitmen;
  • Kita akan mampu membangun pengalaman positif, yaitu menciptakan pengalaman batiniah sekaligus pengalaman fisik (reinforcement) yang mendorong paradigm baru/pergeseran paradigm baru (new paradigm shift) yang positif;
  • Kita akan membangkitkan dan menyeimbangkan energy batiniah, yaitu sumber daya manusia yang diilhami “Cahaya Allah” yang akan turut berperan untuk memakmurkan bumi, bias menambah energy baru yang terakumulasi menjadi kumpulan dorongan dahyat untuk segera berkarya (beribadah) dan mengaplikasikan pemikiran kita ke dalam alam realita kita, yang merupakan perjuangan nyata kita dalam menjalankan misi kita sebagai manusia yaitu Rahmatan Lil Alamin;
  • Kita akan mempunyai cara atau metode pengasahan prinsip rukun iman (EQ), yaitu pelatihan menyeluruh untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kejernihan emosi dan spiritual kita, menanamkan tujuan hidup (core purpose) ke dalam jiwa kita sebagai manusia, yaitu berupa terbangunnya kejelasan visi kita yaitu kebahagiaan hidup di dunia dan akherat dan Rahmatan Lil Alamin serta misi kita sebagai manusia yaitu beribadah kepada Allah, yang membuat hidup kita sebagai manusia menjadi mantap dalam menjalani setiap aktivitas hidup kita;
  • Kita akan mempunyai pelatihan ketangguhan social (social strength), yaitu berupa sholat berjamaah atau tim yang terkoordinasi.

Dengan Pemahaman dan pengamalan Konsep Rukun Islam yang Ketiga yaitu Puasa (Self Controlling), maka dalam keseharian kita, akan terbentuk tabiat atau sifat atau kebiasaan sebagai berikut :
  • Kita akan meraih kemerdekaan sejati, yaitu merdeka dan bebas dari berbagai belenggu yang mengungkung titik Tuhan (God Spot/Spiritual Capital) kita;
  • Kita akan dapat memelihara titik Tuhan (God Spot/Spiritual Capital) pada diri kita, yaitu melindungi core values atau fitrah ruh ilahiah dan menjaga isi God Spot/Spiritual Capital agar selalu tetap memiliki kejernihan hati dan menghentikan bentuk penghambaan kepada selain Allah, sebagaimana disebutkan dalam Hadis Qudsi “Seorang hamba akan mendekatkan diri kepadaku dengan puasa, hingga aku mencintainya, dan bila aku mencintainya, menjadilah pendengaranku yang digunakan untuk mendengar, penglihatanku yang digunakan untuk melihat, tanganku yang digunakan untuk bertindak, serta kakiku yang digunakan untuk berjalan”;
  • Kita akan dapat mengendalikan suasana hati kita yang sangat berkuasa atas wawasan, pikiran dan tindakan;
  • Kita akan dapat meningkatkan kecakapan emosi (EQ) secara fisiologis, hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Daniel Goleman tarhadap anak-anak tk di Stanford USA;
  • Kita akan dapat mengendaliakn prinsip Rukun Iman (EQ), yaitu pengendalian pikiran dan hati agar tetap berada pada garis orbit yang telah digariskan dalam prinsip berpikir berdasarkan Rukun Iman;

Dengan Pemahaman dan pengamalan Konsep Rukun Islam yang Keempat yaitu Zakat (Stategik Collaboration), maka dalam keseharian kita, akan terbentuk tabiat atau sifat atau kebiasaan sebagai berikut :
  • Kita akan mampu mengeluarkan semua potensi spiritual (core values), yaitu dengan mempergunakan dan member system pendelegasian fitrah (core values) semua sumber daya yang dipunyai untuk melakukan sinergi dalam rangka mencapai sebuah tujuan secara efektif dalam tindakan seperti member perhatian dan penghargaan kepada orang, memahami perasaan orang lain, menepati janji yang sudah kita berikan, bersikap toleran, mau mendengarkan orang lain, bersikap empati, menunjukkan integritas, menunujkkan sikap rahman dan rahim kepada orang lain dan suka menolong orang lain;
  • Kita akan menciptakan investasi kepercayaan diantara kedua belah pihak, mencairkan dan menghapus prasangka negative akibat perbedaan sudut pandang, dan mengubahnya menjadi hubungan saling percaya dua arah yang mendalam;
  • Kita akan dapat menciptakan investasi komitmen atau janji dua arah yang mendalam;
  • Kita akan mampu membangun dan menciptakan landasan kooperatif positif dan kondusif bagi terciptanya sebuah sinergi;
  • Kita akan mampu menciptakan investasi kredibilitas yang dibutuhkan sebagai pondasi untuk melakukan aliansi dengan orang lain;
  • Kita akan mampu menciptakan investasi keterbukaan, empati dan kompromi dalam berhubungan dengan orang lain.

Dengan Pemahaman dan pengamalan Konsep Rukun Islam yang Kelima yaitu Haji (Total Action), maka dalam keseharian kita, akan terbentuk tabiat atau sifat atau kebiasaan sebagai berikut :
  • Kita akan mampu memulai langkah mengosongkan pikiran dan suara hati kita (Zero Mind) dengan melakukan Ihram;
  • Kita Kita akan mampu melakukan evaluasi diri dan visualisasi gambaran masa depan atau wawasan melalui pelaksanaan wukuf di Arafah;
  • Kita akan mampu menghadapi tantangan yang selalu mengahadang melalui pelaksanaan lontar jumroh;
  • Kita akan mampu untuk mengasah komitmen atau janji dan integritas melalui Thawaf;
  • Kita akan mampu untuk mengasah AQ (Adversity Quotient), yaitu kecerdasan kita dalam mengatasi kesulitan dan sanggup bertahan hidup dengan melalui pelaksanaan sai;
  • Kita akan mampu menyinergikan seluruh potensi umat melalui pelaksanaan hajiitu sendiri oleh jemaah haji, termasuk diri kita.

Sumber : (dengan perubahan).
  1. http://fadhlyashary.blogspot.com/2012/04/pengertian-iq-eq-sq-dan-esq.html
  2. http://akangheriyana.wordpress.com/2012/01/03/pembentukan-kapasitas-pribadi-lewat-emotional-spiritual-quotient-esq-model/

5 komentar:

  1. subhanalloh,, memotifasi banget bagi yang ingin membangun jiwa yg lebh baik. terima kasih

    BalasHapus
  2. Bagus utk pencerahan dan revolusi mental.

    BalasHapus
  3. sesuai untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Terima kasih atas ajarannya.

    BalasHapus