Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh menanggapi keluhan siswa mengenai materi soal ujian nasional (UN) yang dianggap tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Pada pelaksanaan UN tingkat SMA beberapa waktu lalu, beberapa siswa mengeluh kesulitan saat menjawab soal-soal yang diberikan.
"Kesulitan materi soal UN itu bisa jadi tantangan untuk siswa. Kami tidak ingin anak-anak menjadi manja," ujar M Nuh, saat menjawab pertanyaan wartawan, di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Kamis (1/5/2014).
Menurutnya, materi soal-soal UN sudah dibuat sedemikian rupa untuk mengetahui kemampuan dasar siswa. Kemendikbud, menurut Nuh, telah melakukan riset di seluruh provinsi untuk melihat berapa persen materi yang belum diajarkan. Tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan siswa di berbagai daerah.
"Soal kami buat, ada yang sulit dan ada yang mudah. Jika ada yang kesulitan, itu menunjukan perlunya perbaikan sistem dan kurikulum agar lebih baik lagi," ujar Nuh.
Selain itu, untuk meningkatkan kualitas keberhasilan UN, Nuh juga mengingatkan para pelaksana di lapangan, termasuk pengawas ujian, untuk bekerja lebih maksimal. Meski soal dibuat dengan 20 variasi, kata Nuh, bukan berarti fungsi pengawasan diabaikan.
Saat ini, Kemendikbud masih melakukan persiapan UN untuk tingkat SMP, yang akan dilaksanakan pada 5 Mei mendatang. Hasil laporan perwakilan dinas pendidikan di beberapa provinsi menunjukkan tingkat kesiapan masing-masing dalam pendistribusian naskah soal UN.
Namun, di Provinsi Kalimantan Selatan masih terdapat kekurangan naskah soal sebanyak 7 amplop. Nuh mengatakan, akan segera melakukan tindak lanjut agar tidak terjadi kekurangan soal pada hari pelaksanaan UN. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh menanggapi keluhan siswa mengenai materi soal ujian nasional (UN) yang dianggap tidak sesuai dengan materi yang diajarkan.
Sumber : http://edukasi.kompas.com/, Kamis, 1 Mei 2014, 14:33 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar