Sebagian besar pekerja biasanya menabung untuk mempersiapkan pensiun. Mereka melakukan perhitungan sederhana dan cenderung mengabaikan tingginya utang konsumsi yang mereka miliki.
Padahal, utang kartu kredit dan kredit pemilikan rumah (KPR) yang harus dibayar secara signifikan telah mengurangi kemampuan mereka untuk menabung setiap bulannya.
Dikutip pada laman Business Insider, Darla Mercado pada publikasi investment news, mengatakan, besarnya pertumbuhan utang pekerja lebih cepat dibandingkan penambahan tabungan pensiun.
HelloWallet dalam analisisnya memaparkan, pada 2010, peserta yang aktif berkontribusi untuk tabungan pensiun sekitar US$9,2 miliar, dengan jumlah utang yang dimiliki US$4,2 miliar.
Pada 2010 hingga 2011 berkembang bahwa 64 persen dari pekerja yang aktif menyisihkan tabungan pensiun setiap bulan, memiliki penambahan utang yang lebih cepat dibandingkan peningkatan tabungan pensiun mereka.
Angka tersebut naik 46 persen dari pekerja yang aktif menabung untuk persiapan pensiunnya, yang harus kehilangan tanah mereka antara 2006 dan 2007.
Manajemen utang biasanya diserahkan kepada para pekerja sendiri, sedangkan pengusaha tidak dapat ikut campur membantu karyawan mengendalikan utang mereka. Padahal, stres keuangan memiliki konsekuensi negatif terhadap prestasi kerja pekerja.
Penulis : Siti Nuraisyah Dewi
Sumber : http://metro.news.viva.co.id/, Kamis, 7 November 2013, 06:03 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar