Selasa, 22 Januari 2013

5 Faktor Penting Penentu Keberhasilan Start Up



Setelah berinterkasi dengan ribuan peserta pelatihan entrepreneurship dari berbagai latar belakang keluarga, pendidikan, dan daerah asal mereka, saya menemukan 5 faktor penting penentu keberhasilan start up yang secara signifikan sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan sebuah start up usaha baru.

Hal yang sangat fundamental membedakan mereka yang berhasil dan yang gagal adalah keberhasilan menginternalisasi pola pikir entrepreneurial dalam proses belajar mereka. Walaupun terasa mudah, namun ternyata tidak sedikit diantara mereka yang memulai usaha baru gagal dalam merengkuh pola pikir ini. Inilah kegagalan fundamenta l yang mengakibatkan semua usaha lain yang dijalankan menjadi sa-sia.

1. Pola pikir entreprenuerial memiliki ciri kehausan seseorang terhadap peluang baru yang ada didepannya. Ketika seseorang akhirnya memiliki kebiasaan berfikir dengan pola pikir tersebut, maka secara konstan orang itu akan terus menerus memikirkan peluang baru bagi usahanya.


Sangat menarik jika seseorang yang biasa berfikir ke depan atau memikirkan masa depan. Ia akan mempersiapkan dirinya dengan berbagai kemungkinan yang akan terjadi di masa depan karena ia sedang mencoba merancang masa depan usaha yang baru dimulainya. Ide-ide baru yang muncul tidak dihakimi semata-mata oleh data historis tetapi lebih kepada perkiraan tren yang akan terjadi di masa depan. Setiap masalah yang  muncul dalam perjalanan usahanya akan dianggap sebagai kesempatan munculnya perubahan yang membawa kepada peluang penciptaan bisnis baru.

2. Faktor penentu kedua adalah Inovasi. Kata yang bombastis mewakili entreprenuer yang berhasil ternyata juga adalah kata yang membawa banyak start up kepada kegagalan. Mengapa demikian? Karena merekan gagal menghubungkan ide usaha mereka baik barang atau pun jasa kepada penerima pasar.


Dengan akal sehat kita bisa melihat bahwa jika sebuah usaha didorong oleh penciptaan produk baru tanpa memeriksa dengan seksama kenyataan disisi permintaan pasar, maka usaha yang didorong penciptaan produk baru ini akan masuk dalam kategori opportunity seeking dengan derajat kesulitan yang tinggi dalam menembus pasar lama, apalagi pasar baru yang hendak diciptakan. Maka tidaklah mengherankan jika dalam skema memulai usaha baru yang seperti ini banyak produk baru masuk dalam lembah kematian inovasi.

Dalam konsep berlawanan dengan di atas, maka sebuah start up memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Karena merupakan penciptaan usaha yang didorong oleh adanya identifikasi peluang di masyarakat yang besar bahkan memiliki potensi usaha tanpa saingan. Sudah seharusnya inovasi yang didorong adalah opportunity driven innovation (inovasi berdasarkan pengidentifikasian peluang).


3. Modal bisnis menjadi penentu keberhasilan yang ketiga. Model bisnis digambarkan sebagai skema bagaimana sebuah usaha mengidentifikasi peluang di masyarakat dan bagaimana cara melayaninya sehingga menghasilkan penciptaan nilai dalam profit financial yang didapat.


Alexander Osterwalder & Yves Pigneur dalam buku Busiess Model Generation mengusulkan sembilan elemen penentu sebuah model bisnis, yakni segmen pasar, relasi pelanggan, saluran komunikasi, penawaran, arus penjualan, aktivasi kunci, sumber daya kunci, mitra kunci, dan struktur biaya. Dari kesembilan elemen ini yang menjadi penentu keberhasilan model bisnis ini adalah kejelasan atau dapat diterimanya penawaran produk atau jasa oleh segmen pasar yang tepat.

Catatan penting untuk hal ini adalah model bisnis yang ada, perlu terus menerus diperbaiki sesuai dengan realita pasar yang dihadapai. Model ini perlu dievaluasi, dipelajari dan dirancang ulang jika perlu secara berkala.

Doblin Analysis dalam sebuah laporan hasil penelitiannya tentang relasi prinsip Paretto dan penciptaan nilai dalam sebuah perusahaan menentukan bahwa model bisnis dan jejaring adalah dua faktor yang bertanggung jawab dalam penciptaan nilai terbesar.

4. Sehingga kita tiba pada faktor ke empat, yaitu jejaring. Ada dua isu penting di sini, yang pertama seberapa besar jejaring yang tersedia dan bisa dijangkau, yang kedua bagaimana metode paling efisien dan efektif dalam menjangkau jejaring tersebut. Hal pertama menyangkut seberapa besar jangkauan pasar yang bisa dikelola yang berikutnya berbicara tentang saluran apa saja, dalam model bisnis yang dirancang tadi, yang tersedia untuk dijangkau.


Dari sini kita bisa melihat apakah model bisnis yang dirancang dan jejaring yang dikembangkan dapat menentukan usaha baru bisa mencapai kestabilan penjualan atau tidak dengan profit yang lebih besar sedemikian rupa, sehingga keberlangsungan usaha bisa diciptakan.


5. Faktor penentu keberhasilan yang terakhir adalah pemasaran yang efektif dan efisien. Dengan dana yang terbatas, maka metode pemasaran yang murah namun ampuh menjadi penentunya. Tantangan dalam tahap awal penciptaan usaha baru adalah bagaimana memenangkan kepercayaan masyarakat. Dengan kata lain profit yang tinggi akan tercipta seiring dengan reputasi yang didapat dari pasar.

Akhirnya, kita bisa bayangkan hanya merekalah yang memiliki semangat yang tinggi, kerja keras yang konsisten dan percaya diri akan bisa mencapai keberhasilan penciptaan usaha baru. Hanya merekalah yang sungguh-sungguh memiliki hasrat besar untuk berhasil yang bisa melewati semua perjuangan ini sampai keberhasilan berada di genggaman tangan. Salam sukses.

Penulis : Agung Bayu Waluyo, Phd
Sumber: http://serambiusaha.blogspot.com/2012/02/5-faktor-penting-penentu-keberhasilan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar