Perusahaan rintisan, umumnya disebut startup, merujuk pada semua perusahaan yang belum lama beroperasi. Perusahaan-perusahaan ini sebagian besar merupakan perusahaan yang baru didirikan dan berada dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan pasar yang tepat.
Istilah "startup" menjadi populer secara internasional pada masa gelembung dot-com, di mana dalam periode tersebut banyak perusahaan dot-com didirikan secara bersamaan.
Tahap Membangun Bisnis Start up.
Ketika ngobrol-ngobrol, ada salah satu wartawan kompas yang ikutan ngobrol namanya Adit (saya sempat bertemu Adit beberapa kali, jadi enak ngobrolnya). Adit mencoba mengklarifikasi kepada Andy mengenai data yang ia dapat dari Natali (founder Startuplokal) tentang jumlah startup yang pada tahun 2012 ini berkurang drastis (artikel disini). Lalu Andy menceritakan tahapan yang seharusnya dilakukan jika ingin membuat startup serta kesalahan yang sering terjadi sehingga banyak orang gagal membangun startup.
Tahap 1:
Tahap 2:
Pada fase ini, seorang founder harus siap berganti-ganti topi. Maksudnya berganti-ganti topi adalah siap untuk belajar menjadi seorang ahli marketing, ahli finance, ahli administration, ahli outsourcing, dan lain sebagainya. Ada pelajaran-pelajaran bisnis yang harus kita gali dalam-dalam jika ingin membangun sebuah perusahaan. Mengatur cashflow gimana, proses hukum di Indonesia bagaimana, cara membuat kontrak gimana, cara berkomunikasi dengan client/vendor gimana, cara merekruit orang gimana, cara menggaji yang sesuai dengan undang-undang gimana, dan banyak sekali bidang ilmu lain yang harus kita pelajari sebelum membangun perusahaan. Kenapa kita harus belajar itu semua? Karena ketika membangun startup, percayalah, kita gak akan punya uang untuk ngehire semua ahli tersebut. Para founder inilah yang harus mampu mengenali bidang-bidang itu, setidaknya sampai startupnya mendapat suntikan capital atau dapur ngepul.
Tahap 3:
Baru pada fase ini, produk di buat. Tahap ini berfokus untuk merealisasikan visi, ide, dan mimpi founder menjadi sebuah karya nyata dan produk yang baik. Di sinilah tahapan untuk melakukan perancangan produk, implementasi produk, testing produk, revisi produk, testing lagi, revisi lagi, testing lagi, dan seterusnya. Seharusnya fase ini tidak begitu sulit jika fase pertama telah dilalui dengan baik karena kebutuhan apa saja yang perlu ada di produk yang akan dibangun sudah jelas dan tidak akan melebar atau berganti arah. Produk yang baik adalah produk yang didesain dengan baik dan desain yang baik hanya bisa lahir dari visi yang jelas. Istilahnya, “Fail to Plan, Plan to Fail”. Kalau kita gagal merencanakan, itu sama saja dengan kita merencanakan kegagalan.
Tahap 4:
Pada fase ini, kita memasarkan produk kita. Di sini kita mulai untuk mengatur timing merilis produk dan fitur-fiturnya, memilah fitur apa yang keluar duluan, belajar melakukan kampanye di berbagai media, melihat feedback dari pengguna. Di fase ini juga kita mulai melakukan press release, melakukan networking, mencari investor, mencari client, dan lain sebagainya. Ada istilah “a Good product will market itself”, mungkin benar adanya bagi kebanyakan produk, tapi tanpa penanganan yang baik dari segi marketing, produk bagus pun tidak akan kemana-mana.
Mungkin bisa jadi dia punya produk yang sudah benar-benar bagus, tapi tidak tahu bagaimana cara mengembangkan perusahaannya agar bisa sustain. Lalu contoh kasus yang parah, founder yang lompat ke tahap 4, produk belum ada, baru ide-ide sekilas, udah langsung pitching ke investor, dijamin ditolak mentah-mentah (pengalaman pribadi :p). Gak ada kata terlambat untuk memulai, gak ada kata gagal dalam belajar, yang penting kita terus semangat untuk maju dan jalani semua proses yang harus kita hadapi untuk bisa mencapai sukses
Sumber :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_rintisan
- http://startupbisnis.com/cara-bisnis-online-empat-tahap-membangun-startup-oleh-ardisaz/
BalasHapusCEK LINK KITA GAN
komputerkit
Thanks infonya. Oiya ngomongin startup, temen-temen penasaran ga sih bagaimana cara mereka mendapatkan keuntungan? Maklum aja, soalnya kan mereka sering banget tuh yang namanya ‘bakar duit’. Yuk, cek jawabannya di sini: Cara startup mendapat keuntungan
BalasHapus